Pamekasan (Antaranews Jatim) - Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan Ali Maksum menyatakan kasus puluhan santri di Pesantren Sumber Gayam yang tiba-tiba sakit dengan kondisi tubuh demam tinggi, mual dan muntah-muntah karena efek dari Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri.
"Bukan keracunan, tapi dampak penyakit bawaan pascaimunisasi difteri," kata Maksum kepada Antara per telepon, Minggu siang.
Ia menjelaskan, efek imunisasi ini, memang menyebabkan anak seperti mengalami keracunan, seperti mual, dan muntah, akan tetapi hanya akan berlangsung sesaat dan tidak akan menimbulkan bahaya bagi tubuh.
Selain itu, daerah bekas suntikan terasa sakit, bengkak dan kemerahan, mengalami demam tinggi. Kadang bisa sakit perut dan diare. Anak juga bisa menjadi rewel, nafsu makan menurun dan lemas.
"Tapi, hasil koordinasi kami dengan petugas medis, kondisinya terpantau stabil," ujar Ali Maksum.
Ia juga meminta agar para orang tua santri tidak panik terkait kondisi itu. Maksum menilai, kasus yang menimpa para santri itu, juga bisa dimungkinkan karena faktor psikologis.
Sebab, menurut dia, saat pelaksanaan ORI Difteri yang digelar di Pesantren Sumber Gayam, Kadur, Sabtu (10/2) memang sudah ada beberapa yang langsung demam.
"Mungkin, karena adanya temannya yang sakit itu, maka santri lainnya yang juga disuntik difteri kemarin, juga merasa takut dan shock," ujarnya, menjelaskan.
Sekretaris Dinkes Pemkab Pamekasan, Jawa Timur, juga membenarkan bahwa santri yang sakit secara tiba-tiba itu, kini tidak hanya dirawat di Puskesmas Kadur, akan tetapi juga di Puskesmas Larangan, bahkan sebagian ada yang terpaksa dirujuk ke RSUD Pamekasan.
"Tapi, berdasarkan hasil koordinasi terakhir para santri dirawat, baik di Puskesmas Kadur, Larangan, maupun di RSUD Pamekasan kondisinya kini sudah lebih baik," kata Ali Maksum, menjelaskan.
Pada Minggu pagi, puluhan santri dari Pondok Pesantren Sumber Gayam, Kadur, Pamekasan, Madura, tiba-tiba mengalami demam tinggi, muntah-muntah, sehingga harus dirujuk ke dua puskesmas terdekat, yakni Puskesmas Kadur dan Puskesmas Larangan, bahkan sebagian harus dirujuk ke RSUD Pamekasan.
Di Puskesmas Kadur, jumlah santri yang menjalani perawatan sebanyak 18 orang, dan puluhan santri lainnya menjalani peratawan di Puskesmas Larangan dan sebagian di RSUD Pamekasan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Bukan keracunan, tapi dampak penyakit bawaan pascaimunisasi difteri," kata Maksum kepada Antara per telepon, Minggu siang.
Ia menjelaskan, efek imunisasi ini, memang menyebabkan anak seperti mengalami keracunan, seperti mual, dan muntah, akan tetapi hanya akan berlangsung sesaat dan tidak akan menimbulkan bahaya bagi tubuh.
Selain itu, daerah bekas suntikan terasa sakit, bengkak dan kemerahan, mengalami demam tinggi. Kadang bisa sakit perut dan diare. Anak juga bisa menjadi rewel, nafsu makan menurun dan lemas.
"Tapi, hasil koordinasi kami dengan petugas medis, kondisinya terpantau stabil," ujar Ali Maksum.
Ia juga meminta agar para orang tua santri tidak panik terkait kondisi itu. Maksum menilai, kasus yang menimpa para santri itu, juga bisa dimungkinkan karena faktor psikologis.
Sebab, menurut dia, saat pelaksanaan ORI Difteri yang digelar di Pesantren Sumber Gayam, Kadur, Sabtu (10/2) memang sudah ada beberapa yang langsung demam.
"Mungkin, karena adanya temannya yang sakit itu, maka santri lainnya yang juga disuntik difteri kemarin, juga merasa takut dan shock," ujarnya, menjelaskan.
Sekretaris Dinkes Pemkab Pamekasan, Jawa Timur, juga membenarkan bahwa santri yang sakit secara tiba-tiba itu, kini tidak hanya dirawat di Puskesmas Kadur, akan tetapi juga di Puskesmas Larangan, bahkan sebagian ada yang terpaksa dirujuk ke RSUD Pamekasan.
"Tapi, berdasarkan hasil koordinasi terakhir para santri dirawat, baik di Puskesmas Kadur, Larangan, maupun di RSUD Pamekasan kondisinya kini sudah lebih baik," kata Ali Maksum, menjelaskan.
Pada Minggu pagi, puluhan santri dari Pondok Pesantren Sumber Gayam, Kadur, Pamekasan, Madura, tiba-tiba mengalami demam tinggi, muntah-muntah, sehingga harus dirujuk ke dua puskesmas terdekat, yakni Puskesmas Kadur dan Puskesmas Larangan, bahkan sebagian harus dirujuk ke RSUD Pamekasan.
Di Puskesmas Kadur, jumlah santri yang menjalani perawatan sebanyak 18 orang, dan puluhan santri lainnya menjalani peratawan di Puskesmas Larangan dan sebagian di RSUD Pamekasan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018