Surabaya (Antaranews Jatim) - Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Jatim, Bali dan Nusa Tenggara, Ali Masyhar meminta masyarakat tidak terlena dengan kekayaan minyak dan gas nasional, karena produksi yang ada saat ini terus turun sedangkan konsumsi terus naik.

"Produksi yang ada saat ini sekitar 800 ribu barel per hari, dan itu merupakan sisa dari lapangan atau sumur tua," kata Ali di Surabaya, Kamis.

Ali kepada wartawan dalam acara Workshop Migas dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) mengatakan, posisi Migas nasional saat ini adalah sebagai importir dan bukan eksportir.

"Kalau peringkat stok minyak nasional di dunia saat ini ada di urutan 28, sedangkan untuk gas ada di urutan 14. Dan tertinggi adalah Venezuela dan Arab Saudi," katanya.

Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat realistis terhadap keberadaan migas Nasional serta mengubah cara pandang yang salah terkait stok migas, supaya dapat menghemat dan bijak dalam menggunakan sumber daya alam tersebut.

Ali mengatakan, selain produksinya terus turun, investasi migas Nasional juga selalu mengalami kendala klasik, dengan rincian 80 persen kendala nonteknis dan 20 persen teknis.

"Masalah nonteknis klasik terdiri dari perizinan di birokrasi pusat dan daerah, serta permasalahan sosial, penyiapan lahan dan pengenaan pajak," katanya.

Ali yang berbicara sebagai narasumber berharap, banyaknya problem dalam industri migas dapat diberikan solusi melalui pemikiran para pelaku media, dan ditemukan lagi sumur yang menjadi potensi migas nasional. *

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018