Kediri  (Antaranews Jatim) - Pengendalian inflasi di kota ini cukup bagus, sehingga ke depan prospek bisnis juga dipastikan lebih baik lagi, demikian diungkapkan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Kediri, Jawa Timur. 

"Kondisi makro ekonomi bagus. Prospek bisnis di Kediri dengan dibangunnya tempat wisata secara umum masih cukup bagus. Pengendalikan inflasi juga bagus," kata Ketua Kadin Kota Kediri Solihin di Kediri, Kamis.

Ia mengatakan, perkembangan ekonomi di Kota Kediri juga menunjukkan tren yang positif. Hal itu salah satunya dilihat dari semakin banyaknya jumlah UMKM ataupun tempat usaha lainnya. Di Kota Kediri, jumlah UMKM lebih dari 13 ribu usaha. Selain itu juga bermunculan pusat perbelanjaan yang baru.

"Masyarakat sekarang juga pintar berbelanja. Lebih selektif. Saya kira pada 2018 ini juga masih stabil, walaupun ada sedikit goncangan karena tahun politik," katanya.

Terkait dengan kebutuhan bahan pokok, ia mengatakan beberapa bahan pokok saat ini memang ada kenaikan, misalnya beras. Namun, kenaikan itu diperkirakan tidak akan lama, sebab dalam waktu dekat sudah panen raya.

"Harga beras naik, ini dipengaruhi karena stok nasional berkurang. Tapi, Insya Allah sekitar Februri sudah panen, jadi sudah bisa diatasi. Dari laporan sebelumnya, kan panen melimpah," ujarnya.

Solihin menambahkan, di Kota Kediri, pemerintah kota juga dengan TPID juga giat melakukan operasi pasar. Langkah ini diambil sebagai upaya stabilisasi harga, dengan harapan bisa menekan harga beras agar tidak terlalu tinggi.

Pada Januari 2018, Kota Kediri mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 126,95 dibanding dengan IHK Desember 2017 sebesar 126,77.

BPS Kota Kediri mengungkapkan, inflasi di Kota Kediri pada Januari 2018 dipengaruhi oleh kenaikan dari seluruh kelompok pengeluaran. Kelompok bahan makanan naik sebesar 0,12 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,08 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik sebesar 0,24 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,30 persen.

Untuk kelompok kesehatan naik sebesar 0,08 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,02 persen, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,13 persen.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri adalah daging ayam ras, upah pembantu rumah tangga, beras, bensin, wortel, cabai merah, emas perhiasan, rokok kretek filter, kentang, dan cabai rawit.

Sementara itu, dari delapan kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi, dengan inflasi

tertinggi di Banyuwangi sebesar 0,70 persen, Malang 0,69 persen, Sumepen 0,64 persen, Surabaya 0,63 persen, Madiun 0,62 persen, Jember 0,56 persen, Probolinggo 0,29 persen dan Kediri 0,14 persen.  (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018