Kuala Lumpur, (Antara) - Pemerintah Sabah ingin mendapatkan rincian lebih lanjut tentang penawaran Indonesia baru-baru ini untuk menyediakan air mani dari badak sumatera untuk program reproduksi lanjutan.
Menteri Pariwisata, Budaya dan Lingkungan Sabah Malaysia, Datuk Seri Masidi Manjun sebagaimana diberitakan New Straits Times, Minggu, mengatakan meski itu hanya sebuah pengumuman, menyelesaikannya adalah penting.
Dia mengatakan pihaknya sangat berhati-hati karena ungkapan niat dan menyelesaikannya adalah dua hal yang berbeda.
"Saya harap ini dikonfirmasi. Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas tawaran tersebut dan saya akan meminta perwira saya untuk mendapatkan rincian tentang apa yang sebenarnya mereka tawarkan," katanya setelah meluncurkan layanan Lasik dan kampanye #LoseTheGlasses di Gleneagles Hospital.
Masidi mengomentari pengumuman Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Indonesia bahwa sperma badak Andalas mungkin dikirim ke Malaysia tahun ini untuk program Teknologi Reproduksi Tingkat Lanjut.
Rencananya adalah untuk membuahi sperma Andalas dengan telur yang layak dari satu-satunya badak betina di Malaysia, Iman, yang disimpan di Tabin Wildlife di Lahad Datu dibawah pemeliharaan Borneo Rhino Alliance.
Jika pembuahan terjadi, katanya, embrio akan dikirim kembali dan ditanamkan ke salah satu badak betina di Indonesia.
Sambil menyambut informasi, Masidi menekankan kondisi kesehatan Iman perlu diperiksa.
"Kita harus ingat Iman punya masalah kesehatan. Mungkin ada tawaran tapi apakah Iman bisa dibuahi atau tidak adalah masalah lain yang perlu kita cermati," ujarnya.
Dia mengatakan yang bisa dikatakan adalah kita perlu melihat masalah ini sebagai isu global dan bukan hanya negara kita dan isu Indonesia.
"Lagi pula, jika seluruh badak hilang maka bukan hanya hilang ke Malaysia tapi juga dunia. Ini merupakan upaya global untuk menyelamatkan spesies badak," kata Masidi.
Pada bulan Juni tahun lalu, Malaysia kehilangan seekor badak betina, Puntung, karena kanker kulit.
Iman saat ini menderita kanker rahim sejak bulan lalu dan telah menunjukkan pemulihan yang lamban.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Menteri Pariwisata, Budaya dan Lingkungan Sabah Malaysia, Datuk Seri Masidi Manjun sebagaimana diberitakan New Straits Times, Minggu, mengatakan meski itu hanya sebuah pengumuman, menyelesaikannya adalah penting.
Dia mengatakan pihaknya sangat berhati-hati karena ungkapan niat dan menyelesaikannya adalah dua hal yang berbeda.
"Saya harap ini dikonfirmasi. Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas tawaran tersebut dan saya akan meminta perwira saya untuk mendapatkan rincian tentang apa yang sebenarnya mereka tawarkan," katanya setelah meluncurkan layanan Lasik dan kampanye #LoseTheGlasses di Gleneagles Hospital.
Masidi mengomentari pengumuman Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Indonesia bahwa sperma badak Andalas mungkin dikirim ke Malaysia tahun ini untuk program Teknologi Reproduksi Tingkat Lanjut.
Rencananya adalah untuk membuahi sperma Andalas dengan telur yang layak dari satu-satunya badak betina di Malaysia, Iman, yang disimpan di Tabin Wildlife di Lahad Datu dibawah pemeliharaan Borneo Rhino Alliance.
Jika pembuahan terjadi, katanya, embrio akan dikirim kembali dan ditanamkan ke salah satu badak betina di Indonesia.
Sambil menyambut informasi, Masidi menekankan kondisi kesehatan Iman perlu diperiksa.
"Kita harus ingat Iman punya masalah kesehatan. Mungkin ada tawaran tapi apakah Iman bisa dibuahi atau tidak adalah masalah lain yang perlu kita cermati," ujarnya.
Dia mengatakan yang bisa dikatakan adalah kita perlu melihat masalah ini sebagai isu global dan bukan hanya negara kita dan isu Indonesia.
"Lagi pula, jika seluruh badak hilang maka bukan hanya hilang ke Malaysia tapi juga dunia. Ini merupakan upaya global untuk menyelamatkan spesies badak," kata Masidi.
Pada bulan Juni tahun lalu, Malaysia kehilangan seekor badak betina, Puntung, karena kanker kulit.
Iman saat ini menderita kanker rahim sejak bulan lalu dan telah menunjukkan pemulihan yang lamban.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018