Kediri (Antara Jatim) - Berjalan-jalan di bawah rerimbunan pohon dengan keluarga di waktu sore atau pagi hari tentunya menyegarkan. Namun, di kota tidak semua tempat bisa menjadi tujuan jalan-jalan.
Semakin penuhnya lahan kosong dengan bangunan serta menumpuknya pekerjaan, bisa jadi memicu rencana menghabiskan waktu dengan keluarga tertunda. Belum lagi, godaan aneka gawai yang menawarkan beragam mainan bagi anak-anak, sedikit banyak memengaruhi minat anak untuk bermain.
Namun, anggapan itu nampaknya bisa ditepis. Di Kota Kediri, hutan kota yang kumuh kini disulap menjadi sebuah kawasan yang apik. Beragam tanaman liar di hutan kota itu dibersihkan, sehingga menjadi lebih menarik. Kini namanya menjadi Hutan Joyoboyo, Kediri.
Hutan kota tersebut diperbaiki oleh pemkot. Beragam fasilitas disediakan di lokasi, misalnya jalan diperbaiki, tempat untuk ajang kreativitas dibangun, fasilitas MCK juga disediakan, termasuk arena bermain untuk anak.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Kediri Apip Permana mengemukakan hutan joyoboyo itu memang sengaja diperbaiki, sehingga masyarakat bisa menghabiskan waktu dengan keluarga di tempat yang lebih nyaman.
"Ini sebgai tempat keluarga yang kami sediakan, gratis, tidak ada tiket masuk, silakan yang ingin istirahat, refresing santai, monggo saja," Apip.
Perbaikan hutan joyoboyo itu dilakukan sejak 2017 dengan memanfatkan dana APBD Kota Kediri. Pemkot mengalokasikan anggaran sebesar Rp6,6 miliar untuk pembangunan tahap pertama dan akan dilanjutkan pada 2018 untuk pembangunan tahap kedua.
Kini, hutan joyoboyo tersebut sudah resmi dibuka oleh wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar. Masyarakat sumringah, sebab hutan kota yang dulu terlihat "angker" kini sudah lebih nyaman. Bahkan, di depan pintu masuk menuju kawasan itu juga dibuat tulisan yang cukup unik. Ada kumpulan kepingan kayu yang didesain sedemikian rupa, dibentuk menjadi bentuk bulat mirip dunia. Di bawahnya ada tulisan hutan joyoboyo. Tak jarang, masyarakat tertarik untuk swafoto.
Kendati sudah diperbaiki, sejumlah masyarakat mengeluhkan banyaknya nyamuk di kawasan hutan. Tidak jarang, banyak pengunjung yang memilih membawa obat oles anti nyamuk.
Namun, hal itu tidak menyurutkan minat pengunjung. Mereka tetap memadati lokasi hutan tersebut. Selain itu, pemkot juga berencana membatasi para pedagang ke depannya, agar mereka berjualan di luar kawasan hutan. (*)
Video Oleh Asmaul Chusna
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018