Sampang (Antaranews Jatim) - Kepala Bidang Konservasi dan Rehabilitasi Lingkungan DLH Pemkab Sampang, Jawa Timur, Imam Irawan menyatakan, ruang terbuka hijau (RTH) yang dicanangkan pemerintah di wilayah itu, baru terealisasi 8 persen, dari target 30 persen.

"Target RTH minimal 30 persen dari total luas wilayah. Di sini masih terealisasi 8 persen," Imam di Sampang, Kamis.

Ia menjelaskan, kendala yang dihadapi DLH Pemkab Sampang selama ini, karena tanah milik pemerintah yang akan ditanami pohon konservasi maupun produktif tidak sampai 30 persen.

"Ini menjadi persoalan tersendiri bagi kami," ujarnya, menambahkan.

Oleh karenanya, sambung dia, pihaknya terus berupaya dengan mendorong masyarakat untuk melakukan penanaman pohon sendiri, dengan memanfaat lahan yang tidak produktif.

Selain membuat gerakan menanam pohon kepada masyarakat, pemkab juga akan menutup tanah percaton, lapangan, kuburan, dan lahan yang tidak digunakan, untuk ditanami pohon.

"Sebenarnya gerakan menanam pohon tidak harus pemerintah, melainkan ditujukan kepada masyarakat agar lahan kosong milik warga ditanami pohon agar hijau, teduh, dan rindang," ungkap Imam.

Selain itu, DLH untuk mendorong lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Kabupaten Sampang untuk ikut berperan aktif melakukan penanaman pohon di lingkungan sekolahnya masing-masing.

"Ini juga perlu dilakukan, mengingat Kementerian Pendidikan juga memiliki program yang sama yang mendukung program penghijauan, yakni program Adiwiyata," ujar Imam.

Kabid Konservasi dan Rehabilitasi Lingkungan DLH Pemkab Sampang Imam Irawan lebih lanjut menjelaskan, hingga kini pihaknya telah mendistribusikan sebanyak 255 pohon mangga dan 271 pohon sawo kecil ke sejumlah lembaga pendidikan di Kabupaten Sampang agar ditanam di lingkungan sekolahnya masing-masing.

"Program sekolah adiwiyata di Sampang belum mencapai 1 persen, dari jumlah sekolah yang mencapai ratusan mulai dari SD, SMP, hingga SMA, hanya ada 16 sekolah yang mengikuti program adiwiyata," katanya, menjelaskan. (*)

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018