Surabaya (Antaranews Jatim) - Dokter spesialis anak dr Agus Harianto mengakui banyak dokter yang kesulitan untuk mendiagnosis penyakit Kawasaki yang menyerang seorang bayi berusia delapan bulan asal Surabaya, Rayyanza Hamizan Meyfiddanca.

"Penyakit ini hanya dapat didiagnosis secara klinis dan tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus," kata Agus saat ditemui di Rumah Sakit Siloam Surabaya, Rabu.

Agus mengatakan dokter selama ini kesulitan mendiagnosa penyakit yang ditemukan oleh Dokter Kawasaki asal Jepang dan belum diketahui penyebabnya tersebut karena gejala yang disebabkan bisa menimbulkan diagnosis yang berbeda.

"Demamnya bisa didiagnosa demam berdarah juga, pembengkakan kelenjar getah bening di leher juga bisa dikira penyakit gondok," kata dokter yang praktik di RSUD Dr Soetomo.

Ia menjelaskan, gejala lainnya dari penyakit Kawasaki seperti kejang bisa dikira meningitis. Sehingga pemeriksaan penyakit kawasaki paling akurat bisa dilakukan oleh dokter spesialis Jantung.

"Ada tiga stadium pada penyakit Kawasaki ini. Yaitu pada stadium atau fase akut pada 10 hari pertama yang biasanya demam seperti demam berdarah. Demam ini tidak merespons pengobatan antibiotika," ujar Agus.

Selain demam, akan muncul gejala-gejala lainnya yaitu mata merah namun tidak terdapat kotoran mata, bibir tampak memerah dan pecah-pecah. Lidah juga tampak sangat merah seperti tomat, disertai kemerahan merata pada rongga mulut.

Adapun fase sub akut terjadi pada hari ke-11 hingga ke-25. Pada fase ini, penyakit mulai menyerang pembuluh darah dan jantung. Arteri koroner menggelembung, terdapat cairan di rongga selaput jantung, gagal jantung bahkan sampai infark miokard.?

Bahkan jumlah trombosit darah bisa meningkat Terdapat juga pengelupasan kulit di ujung jari tangan dan kaki, kemerahan, demam dan benjolan di leher menghilang. "Terakhir fase konvalesen atau penyembuhan?pada lebih dari 25 hari," tuturnya.

Meskipun terbilang langka, namun Agus menemukan beberapa kasus Kawasaki tiap tahunnya di Surabaya. "Tahun 2017 ada dua pasien saya yang didiagnosa penyakit ini," ucapnya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018