Malang (Antaranews Jatim) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam waktu dekat ini akan melakukan penjajakan dengan sejumlah perusahaan di Tanah Air untuk merealisasikan program "summer course" bagi mahasiswa berbagai program studi di kampus tersebut.

Rektor UMM Fauzan di Malang, Rabu mengemukakan program summer course tersebut bakal diterapkan pada musim liburan semester genap (Juli-Agustus) 2018.

"Oleh karena itu, kami sedang gencar melakukan penjajakan dan memetakan perusahaan-perusahaan di Tanah Air yang memungkinkan," kata Fauzan di Malang, Jawa Timur.

Ia mengaku gagasan summer course tersebut sebagai upaya UMM untuk tetap mengaktifkan mahasiswa dalam kegiatan positif selama liburan semester yang cukup panjang, salah satunya melalui program tersebut di perusahaan. Setelah selesai program summer course sekitar satu hingga 1,5 bulan, mahasiswa bersangkutan akan mendapatkan sertifikat (sertifikasi) keahlian sebagai pendamping ijazah ketika mereka lulus.

Summer course tersebut, lanjutnya, tidak harus di Malang (lokasi kampus). Mahasiswa bisa menjalankan program itu di daerah asal masing-masing. Namun, masih berada di dalam negeri. "Program ini kami tawarkan pada mahasiswa yang menginginkan sertifikasi keahlian serta portofolio untuk menunjang kemampuan dan pengetahuan maupun pengalaman mereka," ucapnya.

Jika peminat program summer course cukup banyak, apalagi di perusahaan tertentu, kata Fauzan, akan dilakukan seleksi sesuai kuota yang bisa ditampung di perusahaan tersebut. Karena hasil akhirnya adalah sertifikat yang dikeluarkan perusahaan tempat mahasiswa mengikuti summer course.

Ia mengakui selama ini UMM juga telah menerapkan program summer job di sejumlah negara bagi mahasiswanya, bahkan ada pertukaran mahasiswa dalam program itu, di antaranya dengan mahasiswa dari Amerika. Hanya saja, untuk program summer job durasi waktunya lebih panjang, yakni hingga tiga bulan.

Dalam waktu dekat ini, kata Fauzan, pihaknya juga akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Jepang dan Taiwan untuk mengirimkan tenaga keperawatan. "Kalau dengan Jepang, kami kerja sama dengan Rumah sakit (RS) Lansia di negeri itu," katanya.

Sedangkan kerja sama dengan Taiwan, untuk perkuliahan bagi mahasiswa jenjang D3 Keperawatan. Masa perkuliahan selama dua tahun di UMM dan satu tahun di Taiwan. Dan, mahasiswa program ini bisa langsung menapatkan sertifikat profesi, bahkan dari D3 bisa langsung meneruskan ke sarjana S2 (magister).

Lebih lanjut, Fauan mengatakan, untuk persyaratan perawat yang bisa dikirim ke Jepang, di antaranya Indeks Prestasi (IP) harus bagus dan mampu berbahasa Jepang. "Pekan depan mungkin perwakilan dari Jepang akan berkunjung ke UMM, sedangkan yang kerja sama denagn Taiwan, perwakilan dari Taiwan sudah berkunjung ke UMM belum lama ini," tuturnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018