Jember (Antaranews Jatim) - Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Jember, Jawa Timur, menanam sebanyak 1.000 pohon di daerah rawan longsor untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Desa Slateng, Rabu.

Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo mengatakan kegiatan penanaman 1.000 pohon tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia sesuai dengan instruksi dari Kementerian Lingkungan Hidup yang melibatkan sejumlah pihak.

"Polres bersama Kodim 0824 Jember, Perhutani Jember dan sejumlah perwakilan dari Forkopimda dengan pemerintah Desa Slateng melakukan penanaman seribu pohon di Desa Slateng, Kecamatan Ledokombo dan nanti juga akan dilanjutkan di Desa Ungkalan," katanya.

Selain melakukan penanaman pohon di daerah rawan longsor, kegiatan sosialisasi hukum tentang larangan menebang pohon secara liar di kawasan hutan juga dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak menebang pohon sembarangan.

"Melakukan penebangan secara liar oleh orang per orang maupun korporasi di kawasan hutan merupakan pelanggaran pidana, sehingga melalui sosialisasi tersebut diharapkan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan tidak bertindak sembarangan menebang pohon," ujarnya.

Penebangan pohon secara liar, lanjut dia, juga menyebabkan bencana alam seperti tanah longsor dan banjir, sehingga masyarakat perlu untuk tahu dan peduli untuk menanam pohon dan tidak merusak lingkungan.

"Kami imbau masyarakat yang tinggal di lahan miring untuk melakukan penanaman pohon yang memiliki akar keras sebagai langkah antisipasi bencana alam," katanya.

Sementara Adm Perhutani KPH Jember Karuniawan Purwanto Sanjaya mengatakan kegiatan penanaman pohon dan sosialisasi hukum tentang larangan menebang pohon secara liar diinisiasi oleh Kapolres Jember, sehingga diharapkan masyarakat tidak melakukan pembalakan liar yang nantinya akan berurusan dengan hukum.

"Perhutani Jember mempunyai luas lahan hutan sebesar 71.000 hektare dan pada tahun 2017 telah melakukan penghijauan seluas 550 hektare di dalam kawasan hutan tersebut, namun yang perlu dijaga itu di luar kawasan hutan," katanya.

Ia mengatakan masyarakat kurang memahami terhadap risiko bencana alam dan curah hujan yang tinggi dapat menjadi bencana bagi masyarakat sediri, apabila tidak diantisipasi dengan pepohonan dan tata air yang cukup.

"Perlu dibangun kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan dengan tidak melakukan penebangan pohon secara liar," ujarnya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018