Tulungagung (Antaranews Jatim) - Sejumlah lulusan siswa di SMK Negeri 1 Tulungagung, Jawa Timur belum menerima berkas ijazah hingga sekarang meski telah dinyatakan lulus tahun pelajaran 2017.

"Memang ada beberapa siswa yang belum menerima ijazah. Mereka belum cap tiga jari," kata Wakil Kepala SMKN 1 Tulungagung Santika di Tulungagung, Selasa.

Santika tak menyebut rinci jumlah siswa lulusan tahun pelajaran 2017 di sekolahnya yang belum mendapatkan ijazah.

Namun menurut sumber alumni yang tak mau disebut namanya berinisial KK, jumlahnya mencapai puluhan, termasuk dirinya.

KK mengakui masih memiliki tunggakan pembayaran uang sekolah Rp900 ribu. Tunggakan yang sama dialami sejumlah alumni/siswa lulusan 2017 lain sehingga ijazah mereka ditahan pihak sekolah.

"Kalau mau ambil ijazah harus dilunasi semua. Padahal ijazanya penting untuk mencari kerja," ucap KK.

KK bertutur, yang bisa dia dan teman-teman senasibnya lakukan adalah  meminta legalisasi fotokopi ijazah.

Namun saat minta stempel dan tanda tangan, lagi-lagi dirinya dan yang lain diminta untuk mengangsur uang sekolah yang masih menunggak.

Besar angsuran ditetapkan, minimal Rp100 ribu, KK kemudian membayar Rp100 ribu sebagai uang angsuran.

"Setelah saya bayar Rp100 ribu, saya hanya diberikan tiga lembar foto kopi ijazah yang dilagalisasi," tuturnya.

Namun pengakuan KK dan sejumlah alumni tahun angkatan 2017 itu dibantah pihak SMKN 1 Tulungagung.

"Banyak siswa yang belum sempat cap tiga jari mereka sudah bekerja. Otomatis ijazahnya tidak bisa diambil, karena tidak bisa diwakilkan," kata Santika.

Akan tetapi Santika mengakui jika ada lulusan yang masih menunggak SPP. Namun jumlah tidak sebanyak seperti diisukan, kata dia.

Santika berharap, orang tua siswa yang punya tunggakan dan tidak mampu membayar agar langsung datang ke sekolah.

Jika terbukti tidak mampu, kata dia, nantinya bisa membuat surat pernyataan tidak mampu dari pemerintah desa.

"Bawa saja surat pernyataan tidak mampu dari desa, nanti ijzahnya akan diberikan," kata dia.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Tulungagung, Solikin mengaku gusar begitu mendapat laporan ada ijazah siswa yang masih ditahan pihak sekolah karena alasan tunggakan SPP.

Ia bahkan telah menghubungi langsung Kepala Sekolah SMKN 1 Tulungagung dan memerintahkannya agar segera menyerahkan ijazah yang ditahan.

"Kalau ada yang nunggak, seberapa dia mampubayar terima saja. Segera serahkan ijazahnya, sekolah jangan sampai ditahan," ujar Solikin.

Solikin juga memerintahkan, jika ada siswa yang belum cap tiga jari, maka tugas sekolah untuk jemput bola.

Sekolah yang harus mengabari orang tua siswa, agar lekas menyelesaikan cap tiga jari.

"Tidak boleh ada ijazah yang tertinggal di sekolah, bisa kena sanksi nanti," kata Solikin. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018