Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan Bengawan Solo di hilir, Jatim, aman dengan ketinggian air di bawah siaga banjir, Sabtu.

"Sesuai laporan UPT Bengawan Solo ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, ada kenaikan, tetapi statusnya aman di bawah siaga banjir," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, di Bojonegoro, Sabtu.

Sesuai data dari UPT Bengawan Solo menyebutkan ketinggian air di taman Bengawan Solo (TBS) mencapai 11,38 meter Sabtu pukul 06.00 WIB.

"Dibandingkan tiga jam lalu ada kenaikan 2 centimeter. Kenaikannya memang tidak terlalu tinggi," ujarnya.

Saat ini, lanjut dia, ketinggian air di hilir masih naik, tetapi kenaikannya tidak signifikan, begitu pula juga tidak ada laporan di hulu Ngawi, juga Jawa Tengah, Bengawan Solo menimbulkan banjir.

Menjawab pertanyaan, ia mengatakan sebagian petani di sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan Baureno, yang masuk daerah rawan banjir luapan Bengawan Solo, sudah ada yang panen tanaman padi sejak sepekan lalu.

Selain irigasi Kali Ingas yang airnya rawan meluber dari luapan Bengawan Solo sudah ditinggikan sekarang ini genangan air juga tidak terjadi.

"BPBD tetap waspada dengan melakukan pemantauan ancaman bencana banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang juga bencana lainnya selama 24 jam. Sebab sesuai prakiraan selama Januari-Februari curah hujan tinggi berpotensi menimbulkan banjir," katanya  menjelaskan.

Sesuai data pada waktu bersamaan di daerah hilirnya Babat, Karanggeneng, Laren dan Kuro, Lamongan, masing-masing 6,41 meter, 4,38 meter, 3,45 meter dan 1,54 meter.

"Di hilir Jawa Timur, ketinggian air di bawah siaga banjir," ucap Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro menambahkan.

Seorang warga Desa Temu, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Eky Nurhadi, menjelaskan para petani di desanya juga di Desa Pucangarum, Kecamatan Baureno, yang masuk daerah rawan genangan luapan Bengawan Solo sudah panen tanaman padi sejak sepekan lalu.

"Petani sudah mulai memanen tanaman padi, tetapi belum seluruhnya. Kalau saja banjir tidak datang dalam waktu dekat ini maka tanaman padi di daerah genangan banjir bisa selamat," kata dia menjelaskan.

Ia menambahkan tanaman padi keluarganya sekitar 4 hektare, sebagian di antaranya, akan dibeli pedagang dengan harga Rp23 juta yang akan dipanen pekan depan.

"Perjanjiannya kalau banjir datang sebelum panen ya pembayarannya bisa berkurang. Ya jelas kami merugi," ujarnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018