Situbondo (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mulai membangun jembatan darurat agar aktivitas masyarakat tidak terganggu setelah banjir bandang yang terjadi di daerah itu pada Minggu (7/1).
"Di beberapa titik jembatan yang rusak akibat diterjang banjir bandang, sudah mulai dibuat jembatan darurat dan dalam waktu yang tidak lama semuanya akan selesai," ujar Bupati Situbondo Dadang Wigiarto di Situbondo, Kamis.
Ia memastikan pada tahun 2018 juga, seluruh infrastuktur vital yang rusak akan diperbaiki, seperti jembatan yang terputus akibat banjir. Namun, karena sifatnya membangun sementara, maka kekuatannya tidak sama dengan bangunan sebelumnya.
Untuk membangun jembatan permanen, katanya, masih akan dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) 2018.
"Pemkab Situbondo saat ini sedang menjalin komunikasi dengan Pemkab Bondowoso dan Banyuwangi terkait dengan penyebab terjadinya bencana banjir bandang Minggu kemarin," katanya.
Karena, lanjut Dadang, seperti yang diketahui banjir bandang yang menerjang Desa Bantal, Kecamatan Asembagus dan Kecamatan Banyuputih itu, karena kiriman air dari Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso.
"Kami berkomunikasi dengan daerah hulu untuk mengecek, apakah ada "human error" seperti perlakukan pembuangan air ke sungai. Dan jika karena ulah manusia, kami berharap kepada kedua kabupaten tersebut untuk melakukan pembenahan.
"Akan tetapi kalau karena faktor alam tentunya harus `legowo` atau menerima," tuturnya.
Sebelumnya, banjir bandang yang terjadi pada Minggu (7/1) itu tercatat ada lima kecamatan yang terdampak bencana, di antaranya di Kecamatan Asembagus, Banyuputih, Besuki, Sumbermalang dan Kecamatan Jatibanteng.
Akibat bencana banjir badang itu, kerugian karena kerusakan infrastruktur mencapai sekitar Rp6,4 miliar. Dan tercatat ada sepuluh jembatan permanen yang rusak diterjang banjir yang tersebar di empat kecamatan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Di beberapa titik jembatan yang rusak akibat diterjang banjir bandang, sudah mulai dibuat jembatan darurat dan dalam waktu yang tidak lama semuanya akan selesai," ujar Bupati Situbondo Dadang Wigiarto di Situbondo, Kamis.
Ia memastikan pada tahun 2018 juga, seluruh infrastuktur vital yang rusak akan diperbaiki, seperti jembatan yang terputus akibat banjir. Namun, karena sifatnya membangun sementara, maka kekuatannya tidak sama dengan bangunan sebelumnya.
Untuk membangun jembatan permanen, katanya, masih akan dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) 2018.
"Pemkab Situbondo saat ini sedang menjalin komunikasi dengan Pemkab Bondowoso dan Banyuwangi terkait dengan penyebab terjadinya bencana banjir bandang Minggu kemarin," katanya.
Karena, lanjut Dadang, seperti yang diketahui banjir bandang yang menerjang Desa Bantal, Kecamatan Asembagus dan Kecamatan Banyuputih itu, karena kiriman air dari Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso.
"Kami berkomunikasi dengan daerah hulu untuk mengecek, apakah ada "human error" seperti perlakukan pembuangan air ke sungai. Dan jika karena ulah manusia, kami berharap kepada kedua kabupaten tersebut untuk melakukan pembenahan.
"Akan tetapi kalau karena faktor alam tentunya harus `legowo` atau menerima," tuturnya.
Sebelumnya, banjir bandang yang terjadi pada Minggu (7/1) itu tercatat ada lima kecamatan yang terdampak bencana, di antaranya di Kecamatan Asembagus, Banyuputih, Besuki, Sumbermalang dan Kecamatan Jatibanteng.
Akibat bencana banjir badang itu, kerugian karena kerusakan infrastruktur mencapai sekitar Rp6,4 miliar. Dan tercatat ada sepuluh jembatan permanen yang rusak diterjang banjir yang tersebar di empat kecamatan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018