Bondowoso (Antaranews Jatim) - Satgas Pangan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menggelar inspeksi mendadak atau sidak ke sejumlah tempat produsen beras guna memastikan harga beras stabil.

"Sidak ini dilakukan karena kami ingin tahu penyebab tingginya harga beras di tingkat bawah, oleh karena itu kami datangi beberapa produsen beras untuk memperoleh informasi tentang kenaikan harga beras," kata Ketua Satgas Pangan Kabupaten Bondowoso, AKP Julian Kamdo Waroka di sela melakukan Sidak ke tempat produsen beras di Bondowoso, Kamis.

Dari hasil sidak ini, lanjut dia, ditemukan bahwa mahalnya harga beras dikarenakan menurunnya produktivitas padi di tingkat petani, selain itu juga karena belum memasuki masa panen serta banyak petani yang gagal panen.

Bahan baku beras sulit, katanya, dikarenakan masih belum memasuki masa panen dan sehingga berpengaruh pada penjualan beras di masyarakat tingkat bawah.

Sementara Ahmad Yulianto alias Kawong, pemilik penggilingan padi di Desa Pujer, Kecamatan Pujer mengaku saat ini produktivitas padi milik petani banyak yang rusak sehingga jumlahnya terus berkurang.

"Jika sebelumnya kami mampu menggiling 120 ton gabah kering dengan estimasi 60 ton beras, saat ini hanya mampu 50 ton saja," katanya.

Ia mengatakan, kondisi ini berpengaruh terhadap harga beras di masyarakat. Beras kualitas premium yang biasa dijual seharga Rp10.000 per kilogram saat ini dijual seharga Rp11.700 per kilogram, sedangkan untuk kualitas medium dari harga Rp8.500 naik menjadi Rp10.000 per kilogram.

"Naiknya beras biasanya di kisaran Rp200 per kilogram, sekarang naik hampir Rp2.000 per kilogram. Padahal kenaikan seperti ini sebelumnya tidak pernah terjadi," paparnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018