Bojonegoro (Antara Jatim) - Kesatuan Pemangkutan Hutan (KPH) Bojonegoro, Jawa Timur, membuat persemaian sebanyak 1.573.970 pohon pada 2017 menurun dibandingkan tahun lalu dengan jumlah mencapai 3.431. 990 pohon di dua lokasi pesemaian.

"Menurunnya  jumlah persemaian pohon JPP dan rimba tahun ini disebabkan lokasi kawasan hutan yang diremajakan kembali setelah aksi penjarahan di era reformasi mulai penuh," kata Administratur KPH Bojonegoro Daniel B. Cahyono, di Bojonegoro, Kamis.

Bahkan, ia yang  didampingi Humas KPH Markum membandingkan persemaian JPP dan pohon rimba yang pernah dilakukan di dua lokasi persemaian mencapai 12 juta pohon pada 2012.

Lokasi persemian khusus pohon JPP di persemaian Grogolan di Desa ngunut, Kecamatan Dander, sedangkan pohon rimba, antara lain,  pohon mahoni, kesambi, kayu putih, juga pohon rimba lainnya di persemaian Sampang di Desa jono, Kecamatan Temayang.

"Tetapi usia pohon jati juga lainnya untuk peremajaan kawasan hutan  masih didominasi di bawah 10 tahun," ucapnya menambahkan.

Menurut dia, tanaman jati juga rimba yang usianya di atas 10 tahun akan mampu menangkap air cukup banyak dibandingkan pohon jati yang usianya di bawah 10 tahun.

"Pohon jati yang usianya di bawah 10 tahun juga bisa menyimpan air, tetapi jumlahnya masih sedikit," ucapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan pohon rimba yang disemaikan itu juga ada yang dibagikan kepada lembaga pendidikan untuk dengan jumlah 1.300 pohon melalui Dinas Provinsi Jawa Timur Cabang Dinas Wilayah Bojonegoro. Pohon rimba yang dibagikan itu ditanam di lingkungan lembaga pendidikan masing-masing.

Selain itu juga melakukan gerakan menanam pohon dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat termasuk enam pemenang "Sylva Swara "Youth Singing Contest" yang ditetapkan sebagai "Duta Lestari, di Desa Nglambangan, Kecamatan Ngasem.

Pada kesempatan penanaman pohon di areal kawasan hutan seluas 10 hektare sehari lalu itu juga dibagikan bagi hasil penebangan pohon jati kepada 23 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) mencapai Rp200 juta.

"Bagi hasil yang berjalan selama ini 25 persen LMDH, sedangkan 75 persen Perhutani," ucapnya menambahkan. (*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017