Surabaya (Antara Jatim) - Para akademisi dan praktisi berkumpul guna membahas program pengembangan kampung di Indonesia dalam kegiatan seminar regional Indonesian Association For Public Administration (IAPA) tahun 2017 yang diselenggarakan Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Minggu.

Dalam seminar bertema "Membangun dari Pinggiran, Belajar dari Kampung" menghadirkan tiga narasumber dari Pengurus IAPA Pusat Dr Sri Juni Woro Astuti, pendamping pembinaan Kampung Lawas Maspati Edi Priyanto dari PT Pelindo III dan Penggerak Kampung Lawas Maspati Suyitno.

Seminar itu diikuti oleh setidaknya 150 peserta yang berasal dari dosen dan akademisi Administrasi Publik yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur antara lain, Unesa, Unair, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Merdeka, Universitas Surabaya, Untag dan UPN Jatim.
 
"Acara ini sengaja menghadirkan narasumber yang memiliki kapabitas di bidangnya masing-masing. Kolaborasi yang pas antara akademisi dan praktisi dalam program pengembangan kampung yang mengambil study di Kampung Lawas Maspati Bubutan Surabaya," ujar Ketua Jurusan Aministrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Unesa Muhammad Farid Ma'ruf.

Farid mengatakan, seminar tersebut merupakan bagian dari rangkaian dari Rakerda IAPA yang digelar di kampus itu, Sabtu (9/12).

Dalam seminar itu, SVP Human Capital System dan Strategy Pelindo III Edi Priyanto meceritakan, awal mula PT Pelindo III memberikan danah hibah kepada Kampung Lawas Maspati, berupa renovasi balai RW 08.

"Saat melakukan survei ke Kampung Maspati ditemukan adanya beberapa keistimewaan yang tidak dimiiki oleh kampung-kampung yang lainnya. Keistimewaan itu di antaranya masih banyak dijumpai rumah-rumah kuno yang dapat dijadikan edukasi sejarah dan tujuan wisata sejarah perjuangan kota Surabaya," kata Edi.

Edi yang juga pendamping utama dalam pengembangan Kampung Lawas Maspati menambahkan Kampung Lawas Maspati dijadikan kampung binaan oleh PT Pelindo III tak terlepas dari warga kampung itu yang masih mempertahankan budaya setempat seperti dolanan lawas tempo dulu, pakaian khas kampung, atraksi hiburan kampung antara lain musik patrol, tari remo.

"Selain itu, potensi warga dapat dikembangkan untuk menjadi UMKM mitra binaan seperti, minuman herbal aneka makanan serta kerajinan tangan," kata Edi.

Atas pertimbangan tersebut Pelindo menjadikan Kampung Lawas Maspati sebagai kampung binaan sejak tahun 2014/2015 silam dengan mulai melakukan program pengembangan jangka pendek.

Selain program jangka pendek dengan target 1-2 tahun, disusun program jangka panjang di atas 3 tahun yaitu bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya menjadikan Kampung Lawas Maspati sebagai destinasi wisata sejarah di Surabaya dengan menjadikan beberapa bangunan tua menjadi "homestay" untuk para wisatawan.

Kampung Lawas Maspati juga dijadikan tujuan city tour wisatawan asing yang berkunjung di Surabaya maupun penumpang kapal pesiar yang sandar di Pelabuhan Tanjung Perak.

"Selanjutnya ditargetkan Kampung Lawas Maspati dijadikan sebagai destinasi wisata sejarah perjuangan wisata dan permainan tempo dulu di Indonesia," ujar dia.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017