Pacitan (Antara Jatim) - Proyek pembangunan Waduk Tukul di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mengalami kerusakan berat dampak bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sporadis wilayah pesisir selatan Jawa oada Senin (27/11) hingga Selasa (28/11).

Pihak PT Brantas Abipraya, BUMN pelaksana proyek pembangunan Waduk Tukul, Selasa menyatakan estimasi kerusakan mencapai 75 persen dari total progress pekerjaan yang sudah mereka lakukan.

"Proyek ini sudah mencapai kemajuan target hingga 50 persen lebih. Tapi dampak bencana banjir dan longsor kemarin membuat kami harus memulai lagi, seperti dari awal," kata staf operasional PT Brantas Abipraya Riza Trisno saat dikonfirmasi Antara di lokasi proyek, Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari.

Belum ada taksir resmi kerugian yang terjadi. Namun jika mengacu progress capaian pekerjaan yang sudah mencapai di atas 50 persen, serapan anggaran proyek tahun jamak Waduk Tukul yang dialokasikan sebesar Rp578 miliar juga sudah tembus di atas Rp280 miliar.

Hitung-hitungan kasar, kerusakan 75 persen dari progress pekerjaan waduk yang telah "separuh jalan" tersebut diperkirakan lebih dari Rp200 miliar."Ya, mungkin segitulah," jawab Riza membenarkan.

Menurut Riza, selain menghanyutkan material bangunan seperti sirtu dan pasir yang telah dikumpulkan dalam "kuwari" (zona khusus/tempat terbuka penyimpanan bahan banguna jenis sirtu atau tambang), banyak struktur "shortcrete" (tebing bukit/gunung yang telah dikeraskan dengan campuran bahan khusus) longsor.

Akibatnya, tebing gunung yang nantinya didesain sebagai dinding waduk menjadi lebih mudah longsor.

"Kerusakan lebih banyak pada struktur hasil pemadatan dan shortcrete yang ambrol, namun bukan karena tanggul jebol seperti kabar di medsos lo. Itu hoax, kami belum melakukan tahap pekerjaan pembangunan konstruksi tanggul. Semua masih tahap pemadatan dan pengerasan tebing," ujarnya.

Proyek Waduk Tukul yang telah dimulai sejak 2015 dan diproyeksi tuntas 2019 itupun diyakini bakal molor lebih lama.

Selain membutuhkan dana tambahan untuk rehabilitasi konstruksi yang rusak berat dan harus ditata ulang, waktu pekerjaan diperkirakan juga bakal lebih panjang.

Waduk Tukul merupakan proyek tahun jamak dengan alokasi anggaran semula Rp568 miliar, lalu direvisi menjadi Rp578 miliar.

Untuk evaluasi pascabencana, pihak PT Brantas Abipraya bersama jajaran dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo masih melakukan kajian untuk mempersiapkan perencanaan ulang pembangunan Waduk Tukul termasuk konsekuensi pembengkakan anggaran yang bakal dikoordinasikan ke Kementerian Pekerjaam Umum. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017