Jakarta, (Antara) - Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei menggelar pelatihan keterampilan untuk para Tenaga Kerja Indoesia (TKI) di Taiwan, yang diikuti oleh 40 peserta dari berbagai wilayah di Taiwan dan diharapkan mampu meningkatkan keahlian khusus para tenaga kerja asal Indonesia tersebut.

Kepala KDEI Taipei Robert James Bintaryo mengatakan bahwa dalam pelatihan tersebut menghadirkan mentor-mentor yang berpengalaman di bidangnya. Diharapkan, para TKI yang menerima pelatihan itu bisa memanfaatkan ilmu yang didapatnya untuk berusaha saat kembali ke Tanah Air.

"Butuh kesabaran, keuletan, dan komunikasi yang intensif agar TKI bisa mengikuti pelatihan di sela-sela kewajibannya bekerja sebagai TKI. Tidak selamanya mereka akan menjadi TKI," kata Robert, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat.

Robert menambahkan, dengan adanya lembaga perbankan di Indonesia yang dapat memfasilitasi kredit usaha, para TKI kelas "e-commerce" diharapkan dapat mengembangkan bisnis "start up" di dalam negeri.

Program pelatihan keterampilan (exit program) ini digelar oleh KDEI Taipei bekerja sama dengan Global Workers Organization (GWO) di Taipei, Taiwan.

Pelatihan keterampilan dikemas dalam bentuk membuat kue (chinesse/western baking) dan bisnis online (internet marketing) ini berlangsung selama 2,5 bulan dalam 10 kali pertemuan dengan durasi 40 jam.

Robert menyampaikan, banyak manfaat yang didapat TKI dengan mengikuti program ini yaitu membangkitkan semangat dan menumbuhkan mental berwirausaha, menambah jaringan dan relasi, bergabung dengan komunitas di Indonesia, serta fasilitasi pemberdayaan terintegrasi.

"Sehingga, nantinya para TKI dapat berwirausaha atau mengisi kesempatan lapangan kerja ketika kembali ke Indonesia," imbuh Robert.

Senior Asisten Ketenagakerjaan KDEI Taipei Kadir menambahkan, Ketika menjadi TKI purna dan kembali ke Indonesia akan menghadapi persoalan baru. Mereka yang akan membuka usaha masih bingung dengan bidang usaha yang akan dibuka serta persoalan permodalannya.

"Kegiatan ini menjawab kegelisahan TKI purna, sepulang dari Taiwan mau buat usaha seperti apa. Dengan bekal pelatihan ini, setelah kembali ke Indonesia mereka dapat membuka usaha, terkait dengan permodalan dapat kita arahkan ke perbankan," imbuh Kadir.

TKI purna diharapkan dapat mengikuti program pemberdayaan terintegrasi di Indonesia untuk didampingi dari saat memulai usaha hingga akses permodalan dan pemasaran.(*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017