Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memiliki empat guru baru yang dikukuhkan dalam rapat senat yang digelar di kampus setempat, Kamis.
Keempat guru besar baru itu ialah Prof Dr Subandi bidang Ilmu Linguistik Bahasa Jepang dari Fakultas Bahasa dan Seni, Prof Dr I Made Sriundy Mahardika bidang Evaluasi Keolahragaan.
Selain itu, Prof Dr Titik Taufikurohmah bidang Kimia Analitik Spesifikasi Material Kosmetik dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Prof Dr Suparji bidang Ilmu Evaluasi Pendidikan Teknik Bangunan dari Fakultas Teknik.
Rektor Unesa Prof Warsono dalam pidatonya berharap melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, keempat Guru Besar tersebut bisa menjadi kekuatan Unesa untuk semakin baik ke depannya.
"Pengukuhan empat guru besar beru ini sekaligus merupakan upaya dari Unesa untuk mencapai visinya yakni unggul dalam kependidikan dan kukuh dalam keilmuan," kata dia.
Salah satu gubes, Prof Titik Taufikurohmah melalukan inovasi "Susuk Emas" yaitu inovasi produk kosmetika yang mengandung nanogold. Penelitiannya berjudul "Pemanfaatan Teknologi Nanomaterial Emas dalam Inovasi Produk Kosmetika Modern Berdasar Warisan Leluhur" dipicu oleh kegelisahannya karena banyak masyarakat yang menjadi korban kosmetik yang mengandung pemutih berbahaya.
Menurut Titik, Indonesia telah dibekali dengan warisan leluhur yang cerdas dan mampu mengalahkan bangsa-bangsa yang dikenal memiliki peradaban tinggi seperti Mesir dan Tiongkok.
"Maka sekarang ini kita juga harus mampu mensejajarkan diri dengan peneliti-peneliti lain di dunia ini. Potensi alam kita cukup besar untuk dikembangkan menjadi smart material dengan sentuhan sains dan teknologi yang kita kuasai," tuturnya.
Sementara Prof Dr Subandi melakukan penelitian dalam bidang Ilmu Linguistik Bahasa Jepang. Berdasarkan kesimpulan dari penelitaannya, penulis Kike Wadatsumi No Koe melakukan perlawanan tetapi, bentuk perlawanan yang lebih memilih dan diaktualisasikan melalui penggunaan bahasa/kata yang tidak merujuk pada pemaknaan langsung.
Dua gubes lain, yakni Made Sriundy Mahardika menjadi profesor melalui penelitian berjudul "Model Evaluasi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dalam Upaya Membangun Manusia Indonesia Seutuhnya yang Memiliki Kualitas Jasmani, Rohani, dan Budaya Hidup".
Sementara Prof Dr Suparji meneliti tentang cepatnya perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat pekerjaan dan pola hidup berubah sangat cepat.
Melalui penelitian berjudul "Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Pengukurannya Pada Pendidikan Teknik Bangunan", Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Teknik Unesa ini menuturkan bahwa tingkat kreativitas, khususnya berpikir kreatif dari siswa SMK dan Mahasiswa masih perlu ditingkatkan.
"Untuk mendorong hal tersebut maka Unesa dapat memberikan kontribusi yang optimal dengan cara memberikan pengalaman pembelajaran yang kreatif juga" ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Keempat guru besar baru itu ialah Prof Dr Subandi bidang Ilmu Linguistik Bahasa Jepang dari Fakultas Bahasa dan Seni, Prof Dr I Made Sriundy Mahardika bidang Evaluasi Keolahragaan.
Selain itu, Prof Dr Titik Taufikurohmah bidang Kimia Analitik Spesifikasi Material Kosmetik dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Prof Dr Suparji bidang Ilmu Evaluasi Pendidikan Teknik Bangunan dari Fakultas Teknik.
Rektor Unesa Prof Warsono dalam pidatonya berharap melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, keempat Guru Besar tersebut bisa menjadi kekuatan Unesa untuk semakin baik ke depannya.
"Pengukuhan empat guru besar beru ini sekaligus merupakan upaya dari Unesa untuk mencapai visinya yakni unggul dalam kependidikan dan kukuh dalam keilmuan," kata dia.
Salah satu gubes, Prof Titik Taufikurohmah melalukan inovasi "Susuk Emas" yaitu inovasi produk kosmetika yang mengandung nanogold. Penelitiannya berjudul "Pemanfaatan Teknologi Nanomaterial Emas dalam Inovasi Produk Kosmetika Modern Berdasar Warisan Leluhur" dipicu oleh kegelisahannya karena banyak masyarakat yang menjadi korban kosmetik yang mengandung pemutih berbahaya.
Menurut Titik, Indonesia telah dibekali dengan warisan leluhur yang cerdas dan mampu mengalahkan bangsa-bangsa yang dikenal memiliki peradaban tinggi seperti Mesir dan Tiongkok.
"Maka sekarang ini kita juga harus mampu mensejajarkan diri dengan peneliti-peneliti lain di dunia ini. Potensi alam kita cukup besar untuk dikembangkan menjadi smart material dengan sentuhan sains dan teknologi yang kita kuasai," tuturnya.
Sementara Prof Dr Subandi melakukan penelitian dalam bidang Ilmu Linguistik Bahasa Jepang. Berdasarkan kesimpulan dari penelitaannya, penulis Kike Wadatsumi No Koe melakukan perlawanan tetapi, bentuk perlawanan yang lebih memilih dan diaktualisasikan melalui penggunaan bahasa/kata yang tidak merujuk pada pemaknaan langsung.
Dua gubes lain, yakni Made Sriundy Mahardika menjadi profesor melalui penelitian berjudul "Model Evaluasi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dalam Upaya Membangun Manusia Indonesia Seutuhnya yang Memiliki Kualitas Jasmani, Rohani, dan Budaya Hidup".
Sementara Prof Dr Suparji meneliti tentang cepatnya perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat pekerjaan dan pola hidup berubah sangat cepat.
Melalui penelitian berjudul "Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Pengukurannya Pada Pendidikan Teknik Bangunan", Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Teknik Unesa ini menuturkan bahwa tingkat kreativitas, khususnya berpikir kreatif dari siswa SMK dan Mahasiswa masih perlu ditingkatkan.
"Untuk mendorong hal tersebut maka Unesa dapat memberikan kontribusi yang optimal dengan cara memberikan pengalaman pembelajaran yang kreatif juga" ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017