Surabaya (Antara Jatim) - Lembaga IT Riset Politik (IPOL) Indonesia menyoroti minimnya kader murni partai politik di Jawa Timur yang maju sebagai kandidat pada Pemilihan Kepala Daerah provinsi setempat tahun depan.

"Nama-nama yang sudah muncul tak ada kader murni atau asli dari partai yang bersangkutan," ujar Senior Advisor IPOL Indonesia Maman Suherman kepada wartawan di Surabaya, Rabu.

Empat kandidat yang sudah menyatakan maju, masing-masing Saifullah Yusuf adalah Wakil Gubernur Jatim yang tidak tercatat sebagai kader partai tertentu, termasuk pendampingnya Abdullah Azwar Anas yang juga bukan kader murni partai pengusungnya.

Kemudian, Khofifah Indar Parawansa sampai saat ini juga tak tercatat sebagai kader asli partai tertentu, khususnya partai pengusung, begitu juga Emil Dardak yang bukan kader internal Partai Demokrat.

Menurut Kang Maman, sapaan akrabnya, minimnya kader dimajukan menjadi indikasi bahwa di Jatim telah terjadi krisis kepemimpinan, artinya kader partai politik tidak memiliki kepercayaan diri untuk maju bersaing dalam kontestasi Pilkada.

Harapannya, kata dia, tinggal pada poros ketiga atau disebut "poros emas" Partai Gerindra, PAN dan PKS untuk memajukan kadernya sendiri.

Fenomena krisis kepemimpinan di Jatim juga disoroti CEO IPOL Indonesia Petrus Hariyanto yang menyebut potensi tiga pasangan calon di luar kader internal pada Pilkada 27 Juni 2018.

Dari sisa partai politik yang belum bermanuver di Pilkada, lanjut dia, hanya PAN yang konsisten mengusung kader partai, seperti Masfuk, Suyoto, bahkan Anang Hermansyah.

"Namun karena proporsi parlemen hanya tujuh kursi, PAN cukup realistis untuk memasang kadernya sebagai calon Wakil Gubernur," katanya.

Kendati demikian, sejumlah kader Gerindra juga dinilai potensial, antara lain anggota DPR RI sekaligus Ketu DPD Gerindra Jatim Supriyanto, anggota DPRD Jatim sekaligus Sekretaris DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad dan anggota DPR RI Bambang Haryo. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017