Surabaya (Antara Jatim) - Region Manager Retail Fuel Marketing PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region V Jatim, Bali dan Nusa Tenggara, Asep Wicaksono Hadi meminta petugas SPBU di wilayah setempat memerhatikan cara dan prilaku saat pengisian BBM, karena sebagian besar masih kurang mengerti dengan hal tersebut.
"Dari data yang kami miliki, hampir sebagian besar insiden kebakaran di SPBU terjadi karena faktor kondisi tidak aman (unsafe condition) dan perilaku tidak aman (unsafe act) pada saat melakukan pengisian BBM di SPBU," kata Asep di Surabaya, Kamis.
Asep saat memberikan sosialisasi "Health, Safety and Enviroment" (HSE) bagi puluhan pengusaha SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) dan kontraktor pembangun SPBU di wilayah Jawa Timur meminta agar memahami hal-hal apa saja yang menjadi faktor unsafe (tidak aman) yang terjadi di SPBU dan memperbaikinya.
"Sosialisasi HSE ini kami lakukan untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran serta dan kemampuan dalam menciptakan keselamatan dan keamanan di lingkungan SPBU dan sekitarnya," tuturnya.
Ia mengatakan, aspek keselamatan operasi di SPBU menjadi bagian penting yang harus dipenuhi pemilik SPBU, termasuk kontraktor pembangunnya, sebab menjadi bagian prioritas di setiap kegiatan operasi Pertamina.
"Kegiatan sosialisasi HSE ini kami fokuskan pada aspek keselamatan operasi yang dimulai dari penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM di SPBU termasuk aspek 'safety' pada setiap fasilitas SPBU itu sendiri," ujarnya.
Selain itu, kata dia, Pertamina juga turut memberikan pembelajaran dari beberapa insiden yang pernah terjadi di SPBU, khususnya di wilayah Jatim.
Asep berharap, materi yang diberikan dapat meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan di SPBU, dengan pengawasan yang lebih ketat dan dijalankan sesuai dengan prosedur operasional yang berlaku, agar insiden di SPBU dapat ditekan dan tidak terjadi kembali.
Asep mengatakan, total SPBU Pertamina di wilayah Jawa Timur yang bersertifikasi Pasti Pas dan Pasti Prima mencapai 860 unit.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Dari data yang kami miliki, hampir sebagian besar insiden kebakaran di SPBU terjadi karena faktor kondisi tidak aman (unsafe condition) dan perilaku tidak aman (unsafe act) pada saat melakukan pengisian BBM di SPBU," kata Asep di Surabaya, Kamis.
Asep saat memberikan sosialisasi "Health, Safety and Enviroment" (HSE) bagi puluhan pengusaha SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) dan kontraktor pembangun SPBU di wilayah Jawa Timur meminta agar memahami hal-hal apa saja yang menjadi faktor unsafe (tidak aman) yang terjadi di SPBU dan memperbaikinya.
"Sosialisasi HSE ini kami lakukan untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran serta dan kemampuan dalam menciptakan keselamatan dan keamanan di lingkungan SPBU dan sekitarnya," tuturnya.
Ia mengatakan, aspek keselamatan operasi di SPBU menjadi bagian penting yang harus dipenuhi pemilik SPBU, termasuk kontraktor pembangunnya, sebab menjadi bagian prioritas di setiap kegiatan operasi Pertamina.
"Kegiatan sosialisasi HSE ini kami fokuskan pada aspek keselamatan operasi yang dimulai dari penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM di SPBU termasuk aspek 'safety' pada setiap fasilitas SPBU itu sendiri," ujarnya.
Selain itu, kata dia, Pertamina juga turut memberikan pembelajaran dari beberapa insiden yang pernah terjadi di SPBU, khususnya di wilayah Jatim.
Asep berharap, materi yang diberikan dapat meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan di SPBU, dengan pengawasan yang lebih ketat dan dijalankan sesuai dengan prosedur operasional yang berlaku, agar insiden di SPBU dapat ditekan dan tidak terjadi kembali.
Asep mengatakan, total SPBU Pertamina di wilayah Jawa Timur yang bersertifikasi Pasti Pas dan Pasti Prima mencapai 860 unit.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017