Kediri (Antara Jatim) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa saat ini pendidikan vokasi dioptimalkan, sehingga bisa mengurangi persoalan lulusan SMK agar siap bekerja.
     
"Pendidikan vokasi ini harapan ke depan. Ini jadi program ungguan Presiden dan akan transformasi pendidikan. Selama ini, pendidikan produktif sedikit dengan vokasi akan ada 'Link and Match' (keterkaitan dan kesepadanan)," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam acara Dialog Nasional Ke-5 Sukses Indonesiaku di Gedung Sasana Krida Surya Kencana (SKSK) PT Gudang Garam, Tbk, Kediri, Jawa Timur, Rabu.
     
Ia mengatakan, persoalan lulusan SMK ada persoalan, sehingga harus ada transformasi, yaitu adanya keterkaitan dan kesepadanan untuk memperbaiki struktur pendidikan, sehingga dengan lebih banyak kerja di industri. Untuk dapat memanfaatkan fasilitas di industri, murid SMK diberi kesempatan berlatih. 
     
Kementerian Perindustrian, tambah dia, melakukan sinkronisasi program sesuai dengan kebutuhan industri. Saat ini, sudah ada 31 program studi yang programnya sudah disesuaikan. 
     
Untuk merealisasikan program tersebut, kementerian Perindustrian juga sudah koordinasi dengan berbagai pihak, misalnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kementerian BUMN, serta berbagai kementerian lainnya. 
     
"Jadi, jika kementerian bergerak diharapkan 600 ribu lulusan SMK dapatkan lapangan pekerjaan. Posisi Jatim, kontribusi ekonominya 32 persen kedua setelah Jawa Barat, yang 42 persen. Ini provinsi yang basisnya industri dan ini akan didorong kementerian dan diharapkan masyarakat bisa bekerja di sekitar industri," ujarnya.
     
Ia mencontohkan, Kediri termasuk kota industri. Beberapa kota industri lainnya misalnya Kudus, Cilegon, Gresik, Sidoarjo, Bekasi, dan beberapa kota lainnya. Dengan adanya industri tersebut, penyerapan lulusan SMK ke depannya diharapkan juga bisa semakin ditingkatkan.
     
Ia juga menambahkan, penyerapan SMK memang diharapkan bisa ditingkatkan lagi. Selama ini, penerimaan SMK belum bisa optimal, karena terkendala kompetensi. Untuk itu, selain mendorong pendidikan vokasi, yaitu pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu yang meliputi program pendidikan Diploma (diploma 1, diploma 2, diploma 3 dan diploma 4), juga mendorong agar masyarakat ikut pelatihan di BLK (Balai latihan kerja) agar masyarakat mendapatkan pendidikan sesuai dengan keinginan kalangan industri.
     
"Sekarang ini di SMK, tiga tahun ke depan persentasenya lebih tinggi. Harapannya yang sudah ikut program tersertifikasi, mereka bisa diterima di industri. Jadi, banyak lulusan SMK yang jadi direktur utama. Sekarang SMK bisa melanjutkan diploma, diploma 1,2,3, dan bisa meniti karir di industri," katanya.
     
Kegiatan Dialog Nasional Ke-5 Sukses Indonesiaku tersebut sebelumnya diselenggarakan di sejumlah daerah, misalnya Gunung Kidul, Pemalang, dan Ambarawa. Kegiatan di Kediri tersebut, diikuti hingga 8.000 pelajar SMK serta wali murid. Selain itu, juga puluhan kepala sekolah SMK, dan tamu undangan lainnya baik tingkat Kota dan Kabupaten Kediri. 
     
Selain dihadiri Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, juga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, petinggi PT Gudang Garam, Tbk, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Wakil Bupati Kediri Masykuri dan sejumlah tamu undangan lainnya. (*)
Video Oleh Asmaul Chusna


Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017