Surabaya (Antara Jatim) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dinobatkan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdiki) menjadi perguruan tinggi dengan produk paling inovatif di Indonesia.

Wakil Rektor ITS bidang Inovasi, Kerja Sama, Kealumnian dan Hubungan Internasional Prof Dr Ketut Buda Artana di Surabaya, Rabu mengatakan oleh Kemenristekdikti, ITS dinilai banyak menghasilkan produk riset yang siap dikomersialkan ke industri, sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Di antara produk inovasi ITS yang telah dikawinkan dengan industri adalah mobil listrik, bus listrik, dan motor listrik.

"ITS sangat mensyukuri dianugerahkan sebagai kampus dengan peringkat produk inovasi nomor satu. Capaian ini tidak lepas dari iklim riset yang sangat positif di kalangan sivitas akademika ITS dan pengelolaan yang baik melalui Direktorat Inovasi, Kerja sama, dan Kealumnian," kata Ketut.

Ketut menjelaskan, Direktorat tersebut memiliki tugas yang berdampingan dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Jika LPPM berfokus melaksanakan riset, maka Direktorat Inovasi bertugas mengonversikan hasil riset di LPPM menjadi produk inovasi yang siap dikomersialisasikan ke industri.

Pada prinsipnya, lanjut dia, sebelum hasil riset diterapkan di masyarakat, perlu dilakukan pengujian berupa Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT). TKT sendiri merupakan indikator yang menunjukkan seberapa matang suatu teknologi dapat diterapkan. Indikator ini memiliki rentang nilai satu hingga sembilan. Di ITS, riset yang dilakukan LPPM ditargetkan mencapai level enam.

"Kemudian untuk menaikkan TKT dari level enam menjadi sembilan adalah tugas Direktorat Inovasi tersebut," ujar Guru Besar Fakultas Teknologi Kelautan tersebut.

Level enam, kata dia, berarti bahwa produk teknologi dapat diuji di skala laboratorium. Sedangkan level sembilan menandakan bahwa produk teknologi telah benar-benar teruji dan berhasil dioperasikan. Banyak produk inovasi ITS yang sudah mencapai level tujuh, delapan, dan sembilan.

Dia mencontohkan, motor listrik GESITS, salah satu produk inovasi ITS yang saat ini telah digaet industri dan diproduksi secara massal. Tak hanya itu, saat ini, para peneliti ITS juga banyak memenangkan hibah kompetitif inovasi dari Kemenristekdikti. Pada tahun 2017, total dana yang dimenangkan ITS kurang lebih sekitar Rp15 miliar hingga Rp16 miliar, di samping dana lokal yang diberikan oleh ITS.

"ITS sendiri memberikan hibah sekitar Rp2 miliar sampai Rp2,5 miliar untuk menaikkan TKT. Jadi total yang diterima para peneliti ITS sekitar Rp17,5 miliar," paparnya.

Ketut berharap, prestasi ini bisa memantik semangat sivitas akademika ITS untuk lebih meningkatkan komersialisasi produk riset, baik dosen maupun mahasiswa. Karena ke depan, tantangan ITS sebagai PTN-BH adalah bagaimana semua produk inovasi dapat dikomersialkan sehingga bermanfaat untuk masyarakat.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017