Surabaya (Antara Jatim) - Ratusan peserta menyemarakkan Parade Surabaya Juang yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan start Tugu Pahlawan hingga berakhir di Taman Bungkul, Minggu, dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November.  
     
"Sebenarnya rangkaian acara ini sudah dimulai sejak bulan September dan berlanjut ke bulan November," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat memberangkatkan peserta parade di Tugu Pahlawan, Minggu.

Selain wali kota turut hadir di acara tersebut Kapolrestabes Surabaya M. Iqbal, Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya Hendro Gunawan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, elemen masyarakat seperti Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), PNS Pemkot Surabaya, komunitas seni dan mahasiswa/pelajar.

Parade awal di Tugu Pahlawan menampilkan aksi teatrikal Sumpah Pregolan (sumpah merdeka atau mati). Selain di kawasan Tugu Pahlawan, teatrikal juga  digelar di kawasan Siola, yakni perang TKR laut, kemudian teatrikal perobekan bendera Belanda di Hotel Mojopahit yang dilanjutkan pembacaan puisi "Surabaya" karya K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus). 

Kemudian teatrikal perang 10 November di depan Grahadi, lalu di Tugu Bambu Runcing dan Polisi Istimewa-Santa Maria. Dibandingkan dengan tahun lalu, Parade Surabaya Juang tahun ini lebih banyak menampilkan aksi teatrikal sosiodrama. 

Parade Surabaya Juang yang menempuh rute sejauh 6,5 kilometer mulai start Tugu Pahlawan dan berakhir di Taman Bungkul melibatkan 28 unsur komunitas dengan total jumlah peserta sebanyak 350 yang terdiri dari berbagi elemen masyarakat, pelajar dan pecinta sejarah. 

Tidak hanya itu, peserta Parade Juang kali ini tidak datang dari Surabaya, melainkan dari Kalimantan dan Sulawesi turut memeriahkan acara tersebut.

Risma mengatakan momemtum Parade Surabaya Juang diperuntukkan bagi warga surabaya terutama bagi generasi muda untuk mengetahui makna sejarah peristiwa 10 November yang sesungguhnya. 

"Sebenarnya rangkaian acara ini sudah dimulai sejak bulan September dan berlanjut ke bulan November," katanya.

Wali kota mengatakan peringatan Parade Surabaya Juang ini dimaksudkan agar masyarakat Surabaya terlebih generasi muda mengerti dan mampu memaknai kemerdekaan yang sudah diraih para pendahulu. 

"Para pejuang mendapatkan kemerdekaan bukan dengan cara yang muda tetapi dengan seluruh perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa. Mari kita berjuang terus, tidak ada kata menyerah. Pertahankan api perjuangan bagi Indonesia raya agar mampu membawa pesan damai, aman, sentosa dan sejahtera," katanya.    

Selama acara berlangsung beberapa titik ruas jalan dari arah Tugu Pahlawan ke Jl. Tunjungan (Gedung Siola dan Hotel Majapahit) – Jl. Gubernur Suryo (depan Gedung Negara Grahadi) – Jl. Panglima Sudirman (Monumen Tugu Bambu Runcing) – Jl. Polisi Istimewa (Monumen Polri) – Jl. Darmo (Sekolah Santa Maria) dan finish di Taman Bungkul ditutup. 

Untuk mengamankan acara ini, Pemkot Surabaya melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya mengerahkan 75 personel untuk pengaturan lalu lintas selama acara Parade Surabaya Juang berlangsung. 

Dishub juga mengerahkan 25 orang untuk penataan parkir serta 150 palang kuda/barrier. Sedangkan Satpol PP Kota Surabaya menerjunkan 600 personel Satpol PP dan Linmas untuk membantu kelancaran agenda. Kedua dinas juga dibantu jajaran Satlantas Polrestabes Surabaya. (*)
Video Oleh Abdul Hakim

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017