Blitar (Antara Jatim) - Guru Besar Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang Prof Dr Imam Suprayogo mengingatkan bahwa umat Islam di Indonesia bisa bersatu dan kuat, jika para pemeluk agama ini mampu melaksanakan shalat secara khusuk.
"Jika umat mampu melaksanakan shalat secara khusuk sejak Subuh, Duhur, Ashar, Maghrib hingga Isya, maka secara otomatis Islam bersatu dan kuat," kata Prof Imam pada peluncuran kegiatan Kajian Shubuh di Masjid Agung Miftahul Jannah Kabupaten Blitar, Jawa Timur di Ngambak, Wlingi, Minggu.
Ia menyampaikan hal itu mengulang jawaban yang pernah disampaikan kepada Menteri Agama, ketika mantan Rektor UIN Maliki selama 16 tahun tersebut ditanya, bagaimana cara memersatukan umat Islam di Indonesia yang memiliki banyak paham atau aliran yang berbeda-beda.
Pada acara yang dihadiri Bupati Blitar Drs H Rijanto MM itu, dijelaskan pentingnya umat Islam untuk bisa melaksanakan shalat secara khusuk, yakni saat hati dan pikiran sepenuhnya tertuju kepada Allah SWT, tidak terganggu oleh hal lain yang sering muncul, termasuk syaitan.
Prof Suprayogo mengibaratkan bayangan manusia yang ada di dalam cermin sebagai syaitan yang bisa melakukan berbagai bentuk kejahatan. Padahal untuk bisa melaksanakan shalat secara khusuk, hati dan pikiran atau ruh manusia itu harus hanya tertuju ke Kiblat atau Baitullah.
"Bayangkan kita menghadap dan seolah-olah berada di Baitullah hingga seperti bisa berkomunikasi dengan Allah SWT, maka di situlah shalat kita khusuk. Jika Umat mampu mencapai hal itu, maka tidak ada hal yang perlu dirisaukan, seperti yang pernah ditanyakan oleh Pak Menteri Agama kepada saya," ucapnya.
Guru besar UIN Maliki yang lama bertugas di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan kini dipercaya mengelola Yayasan Unhasy (Universitas Hasyim Asy’ari) Tebuireng Jombang tersebut juga sempat menguraikan indahnya Al Quran dimulai dari surat Al Faatikah dengan inti rahman rahim, Al Baqarah soal shalat tiang agama, Ali Imran contoh keluarga Imran, An Nisa (wanita), Al Maidah (hidangan) dan seterusnya.
Panitia kegiatan itu, KH Salam Mustofa melaporkan, Kajian Subuh tersebut berlangsung dua ahad sekali, dilaksanakan bakda shalat jam 05.30 selama sekitar satu jam. Ahad, 19 November menghadirkan pembicara KH Abu Sofyan Sirojudin dari Tulungagung, 3 Desember pembicara KH Marzuki Mustamar dan 17 Desember KH Zainurroziqin, keduanya dari Malang.
Pada kesempatan itu, Bupati Blitar Rijanto menyerahkan sumbangan Rp100 juta dari persaudaraan haji yang belum lama kembali ke Tanah Air ditambah dari dirinya, diterima Ahmad Lazim selaku takmir, untuk dana awal renovasi Masjid Agung Miftahul Jannah yang kondisinya sudah memprihatinkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Jika umat mampu melaksanakan shalat secara khusuk sejak Subuh, Duhur, Ashar, Maghrib hingga Isya, maka secara otomatis Islam bersatu dan kuat," kata Prof Imam pada peluncuran kegiatan Kajian Shubuh di Masjid Agung Miftahul Jannah Kabupaten Blitar, Jawa Timur di Ngambak, Wlingi, Minggu.
Ia menyampaikan hal itu mengulang jawaban yang pernah disampaikan kepada Menteri Agama, ketika mantan Rektor UIN Maliki selama 16 tahun tersebut ditanya, bagaimana cara memersatukan umat Islam di Indonesia yang memiliki banyak paham atau aliran yang berbeda-beda.
Pada acara yang dihadiri Bupati Blitar Drs H Rijanto MM itu, dijelaskan pentingnya umat Islam untuk bisa melaksanakan shalat secara khusuk, yakni saat hati dan pikiran sepenuhnya tertuju kepada Allah SWT, tidak terganggu oleh hal lain yang sering muncul, termasuk syaitan.
Prof Suprayogo mengibaratkan bayangan manusia yang ada di dalam cermin sebagai syaitan yang bisa melakukan berbagai bentuk kejahatan. Padahal untuk bisa melaksanakan shalat secara khusuk, hati dan pikiran atau ruh manusia itu harus hanya tertuju ke Kiblat atau Baitullah.
"Bayangkan kita menghadap dan seolah-olah berada di Baitullah hingga seperti bisa berkomunikasi dengan Allah SWT, maka di situlah shalat kita khusuk. Jika Umat mampu mencapai hal itu, maka tidak ada hal yang perlu dirisaukan, seperti yang pernah ditanyakan oleh Pak Menteri Agama kepada saya," ucapnya.
Guru besar UIN Maliki yang lama bertugas di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan kini dipercaya mengelola Yayasan Unhasy (Universitas Hasyim Asy’ari) Tebuireng Jombang tersebut juga sempat menguraikan indahnya Al Quran dimulai dari surat Al Faatikah dengan inti rahman rahim, Al Baqarah soal shalat tiang agama, Ali Imran contoh keluarga Imran, An Nisa (wanita), Al Maidah (hidangan) dan seterusnya.
Panitia kegiatan itu, KH Salam Mustofa melaporkan, Kajian Subuh tersebut berlangsung dua ahad sekali, dilaksanakan bakda shalat jam 05.30 selama sekitar satu jam. Ahad, 19 November menghadirkan pembicara KH Abu Sofyan Sirojudin dari Tulungagung, 3 Desember pembicara KH Marzuki Mustamar dan 17 Desember KH Zainurroziqin, keduanya dari Malang.
Pada kesempatan itu, Bupati Blitar Rijanto menyerahkan sumbangan Rp100 juta dari persaudaraan haji yang belum lama kembali ke Tanah Air ditambah dari dirinya, diterima Ahmad Lazim selaku takmir, untuk dana awal renovasi Masjid Agung Miftahul Jannah yang kondisinya sudah memprihatinkan. (*)
Editor : Akhmad Munir
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017