Bojonegoro  (Antara Jatim) - Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur tidak mengeluarkan air Waduk Pacal di Kecamatan Temayang, meskipun petani di sepanjang daerah irigasinya di sejumlah desa di Kecamatan Kapas, Balen dan Sukosewu mengajukan permintaan air.

"Permintaan petani untuk memperoleh pasokan air Waduk Pacal tidak kami penuhi, sebab ada perbaikan jaringan irigasi Waduk Pacal," kata Kasi Pemanfaatan Sumber Air Dinas Pengairan Bojonegoro Sutiyono, di Bojonegoro, Kamis.

Menurut dia, dengan adanya perbaikan jaringan irigasi Waduk Pacal yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, maka air Waduk Pacal tidak mungkin bisa mengalir melalui saluran irigasi utama di sejumlah kecamatan.

"Petani meminta pasokan air Waduk Pacal karena petani membutuhkan air membasahi sawahnya. Petani tidak memperoleh air cukup untuk mengolah sawahnya, sebab air hujan masih langka," ucapnya.

Saat ini, kata dia, petani di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal mulai mengolah tanah sebagai persiapan musim tanam (MT) I di musim hujan.

Meski demikian, ia memperkirakan para petani yang mulai mengolah tanah untuk persiapan MT I akan memperoleh air hujan pekan ini.

Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata dia, daerahnya masuk musim hujan pada dasarian I November.

"Perkiraan kami pada awal November ini curah hujan akan meningkat," ujarnya.

Ia menyebutkan  debit air hujan yang tertampung di Waduk Pacal semakin meningkat dengan ketinggian pada papan duga mencapai 107, 40 meter dengan tampungan air efektif sebesar 4,6 juta meter kubik.

"Air di Waduk Pacal terus bertambah sebab di daerah tangkapan airnya sudah mulai turun hujan," ucapnya, menegaskan.

Ia menambahkan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo melakukan perbaikan jaringan irigasi Waduk Pacal, karena untuk mendukung pendistribusian air Waduk Gonseng yang sekarang dalam tahap pembangunan. Keberadaan Waduk Gonseng itu untuk mendukung Waduk Pacal yang kemampuannya semakin menurun.

Data pada dinas pengairan menyebutkan Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno.

Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik. Namun, sekarang daya tampungnya menurun, disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, yang dipengaruhi rusaknya daerah tangkapan air dan rusaknya bangunan pelimpas. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017