Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pengairan Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, mulai terisi air, namun kenaikan airnya masih belum signifikan disebabkan hujan turun belum terlalu deras.
"Waduk Pacal sudah memperoleh tambahan air hujan, tetapi kenaikan ketinggian air pada papan duga masih sedikit," kata Kasi Pemanfaatan Sumber Air Dinas Pengairan Bojonegoro Sutiyono, di Bojonegoro, Senin.
Ia menyebutkan ketinggian air papan duga di Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, mencapai 116,90 meter dengan debit 4,2 juta meter kubik, pekan lalu.
"Saat ini ketinggian air pada papan duga naik menjadi 116,95 meter. Tambahan dari air hujan belum banyak banyak dalam sepekan ini," kata dia menjelaskan.
Ia memperkirakan Waduk Pacal akan memperoleh tambahan air memasuki Nopember. Sebab sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, awal musim hujan di daerahnya pada dasarian I Nopember.
"Sekarang sudah ada hujan, tetapi curahnya masih belum tinggi," ujarnya.
Menurut dia, para petani di sepanjang daerah irigasinya sekarang baru selesai panen tanaman padi dan akan kembali menanam tanaman padi pada awal Nopember.
Pada masa tanam tanaman padi musim hujan, lanjut dia, para petani jarang yang meminta pasokan air Waduk Pacal karena sudah memperoleh air hujan untuk mencukupi tanaman padi baik untuk pembenihan maupun awal masa tanam.
Ditanya bangunan pelimpas yang rusak, menurut dia, belum diperbaiki, sehingga daya tampung air Waduk Pacal pada musim hujan ini tidak bisa maksimal.
Data di kantor Dinas Pengairan menyebutkan Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno. Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik.
Namun, sekarang daya tampungnya menurun, disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, yang dipengaruhi rusaknya daerah tangkapan air dan rusaknya bangunan pelimpas.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Waduk Pacal sudah memperoleh tambahan air hujan, tetapi kenaikan ketinggian air pada papan duga masih sedikit," kata Kasi Pemanfaatan Sumber Air Dinas Pengairan Bojonegoro Sutiyono, di Bojonegoro, Senin.
Ia menyebutkan ketinggian air papan duga di Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, mencapai 116,90 meter dengan debit 4,2 juta meter kubik, pekan lalu.
"Saat ini ketinggian air pada papan duga naik menjadi 116,95 meter. Tambahan dari air hujan belum banyak banyak dalam sepekan ini," kata dia menjelaskan.
Ia memperkirakan Waduk Pacal akan memperoleh tambahan air memasuki Nopember. Sebab sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, awal musim hujan di daerahnya pada dasarian I Nopember.
"Sekarang sudah ada hujan, tetapi curahnya masih belum tinggi," ujarnya.
Menurut dia, para petani di sepanjang daerah irigasinya sekarang baru selesai panen tanaman padi dan akan kembali menanam tanaman padi pada awal Nopember.
Pada masa tanam tanaman padi musim hujan, lanjut dia, para petani jarang yang meminta pasokan air Waduk Pacal karena sudah memperoleh air hujan untuk mencukupi tanaman padi baik untuk pembenihan maupun awal masa tanam.
Ditanya bangunan pelimpas yang rusak, menurut dia, belum diperbaiki, sehingga daya tampung air Waduk Pacal pada musim hujan ini tidak bisa maksimal.
Data di kantor Dinas Pengairan menyebutkan Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno. Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik.
Namun, sekarang daya tampungnya menurun, disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, yang dipengaruhi rusaknya daerah tangkapan air dan rusaknya bangunan pelimpas.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017