Tulunggagung (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menetapkan status siaga di lima kecamatan yang diidentifikasi sebagai daerah rawan longsor seiring datangnya musim hujan sejak awal Oktober.
    
"Kami imbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di lima kecamatan yang memiliki tingkat kerawanan tinggi ini," kata Kepala BPBD Tulungagung Suroto di Tulungagung, Jumat.
    
Lima kecamatan rawan longsor dimaksud adalah Kecamatan Pagerwojo, Sendang, Pucanglaban, Kalidawir, dan Tanggunggunung.
    
Kendati belum terjadi rangkaian longsor seperti dialami Trenggalek dan Pacitan yang terjadi sporadis sejak beberapa hari terakhir, Suroto mengingatkan warga dan seluruh elemen penanggulangan bencana di Tulungagung untuk tetap waspada.
    
"Masyarakat tampaknya harus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebencanaan, khususnya yang berada di wilayah pegunungan," ujarnya.
    
Meskipun curah hujan yang turun dalam beberapa hari ke depan memiliki kecenderungan rendah, yakni rata-rata per 10 hari antara 40 sampai 45 milimeter, potensi banjir dan longsor masih tinggi.
    
Ambrolnya jalan raya menuju Pelabuhan Popoh di Dusun Popoh, Desa Besole, Kecamatan Besuki beberapa waktu lalu menjadi sinyal akan masih tingginya potensi longsor di sekitar fasilitas umum maupun area permukiman penduduk.
    
Soeroto mengingatkan, meskipun terhitung rendah tetapi masyarakat tidak boleh terlena, khususnya mengantisipasi bencana longsor maupun banjir.
    
Imbauan itu tak terkecuali di wilayah pegunungan yang rentan terdampak tanah longsor, katanya.
    
"Untuk langkah antisipasi bagi daerah pegunungan agar selalu waspada setiap waktu apalagi bila hujan turun. Terutama bagi mereka yang bertempat tinggal di bawah tebing tinggi agar lebih waspada," katanya.
    
Kalau perlu, bila hujan deras lebih dari dua jam agar sementara waktu pindah ke tempat yang lebih aman.
   
"Itu merupakan langkah terbaik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, khususnya jatuhnya korban jiwa," ujarnya.

Sementara itu, Satker II Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII tampaknya juga harus bekerja ekstra untuk segera melakukan perbaikan di jalur menuju Pantai Popoh dan Sidem yang ambrol beberapa waktu lalu.
    
Sebab jalur tersebut merupakan akses utama yang tersedia dan tidak adanya jalur alternatif.

"Saat ini material sudah mulai diturunkan di situ, setelah dilakukan survei," kata PPK jalur Popoh-Prigi-Panggul Nana Sujana.

Menurut dia, penyebab area tersebut ambrol, karena bagian bawah beton tidak sanggup menahan beban dari atas.

Adanya kucuran air hujan membuat titik tersebut ambrol hingga nyaris separo badan jalan. Otomatis ini membuat ruas tersebut menjadi menyempit.

"Untuk perbaikan sendiri bakal difokuskan pada perbaikan sisi tebing.  Nantinya bakal ada pembetonan, agar bagian bawah mampu menahan beban dari atas," tuturnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017