Surabaya (Antara Jatim) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) sepakat menjalin kerja sama untuk membantu meningkatkan keamanan laut dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di kampus itu di Surabaya, Kamis.

Penandatanganan MoU yang dilakukan oleh Rektor ITS Prof Joni Hermana dan Deputi Informasi Hukum dan Kerjasama Bakamla RI Irjen Pol Dr Drs Abdul Gofur menjadi payung hukum untuk kerja sama antara ITS dengan Bakamla RI selama lima tahun ke depan. Kerja sama ini di bidang keamanan dan keselamatan maritim, pendidikan, pelatihan, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.

Abdul Gofur mengatakan kerja sama ini merupakan kali pertama pihaknya menggandeng institusi akademik untuk menunjang pergerakannya dalam melestarikan, menyelamatkan, dan mengamankan navigasi laut Indonesia. Bakamla menilai, ITS merupakan institusi yang tepat untuk menunjang poros maritim dunia tersebut melalui fokusannya.

"Dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia, saya melihat ITS-lah yang fokus pada bidang maritim. Sebetulnya kami sudah lama melakukan kerja sama secara personal dengan dosen-dosen ITS dan kami mengakui produk keluaran ITS tidak dapat dibantahkan kualitasnya," kata dia.

Sebelum pendatanganan MoU, Gofur sempat menyampaikan pesan dari Kepala Bakamla RI Laksamana Madya TNI Ari Soedewo. Dalam pesannya disebutkan bahwa Indonesia dengan sumber daya kemaritiman yang sangat besar, telah kehilangan sumber daya lautnya sekitar Rp300 triliun. Sementara, potensi laut yang terkelola hanya 10 persennya.

"Padahal sumber daya laut ini seharusnya menyumbangkan devisa yang sangat besar untuk Indonesia. Karena Indonesia ini menjadi tempat bertelurnya ikan di dunia," ujarnya.

Tak hanya itu, Gofur melanjutkan, sekitar 98 persen peredaran narkoba yang terjadi di Indonesia dilakukan melalui laut. "Penegakan kejahatan lintas negara di Indonesia ini masih lemah," ujar dia.

Untuk itu, dalam kerjasama ini, Bakamla ingin agar ITS dapat membantu dalam mengkaji berbagai persoalan dan kebutuhan Bakamla dalam mengamankan laut di Indonesia. "PR besar untuk ITS adalah mengkaji bagaimana Bakamla dapat melakukan kinerja yang optimal dalam mengamankan lautan Indonesia yang luasnya adalah dua per tiga luas Indonesia, hanya dengan 700 pasukan," tuturnya.

Selain itu, Bakamla juga berharap agar ITS dapat mengembangkan aspek teknologi dan informasi. Di antaranya melalui teknologi nasional untuk mengawasi perairan Indonesia, yaitu desain kapal dan teknologi yang dapat mengidentifikasi masuknya kapal asing.

Di kesempatan yang sama, Rektor ITS Prof Joni Hermana mengaku sangat senang diajak kerjasama dengan Bakamla RI. Karena sebelumnya, menurut Joni, sebenarnya sudah cukup banyak kerja sama yang telah dilakukan ITS bersama Bakamla. Hanya saja saat itu masih belum ada payung hukum yang menaungi kerja sama tersebut.

Joni pun menyampaikan, langkah utama yang akan dilakukan oleh ITS dengan adanya kerjasama ini adalah melakukan pemetaan prioritas. "Nanti akan kami petakan mulai dari yang prioritas utama sampai akhir dengan melakukan kajian-kajian ilmiah. Intinya, ITS akan mendukung penuh Bakamla," kata Joni.

Joni mengingatkan bahwa ITS sebelumnya juga telah meluncurkan inovasi sistem peringatan dini dan monitoring keselamatan kapal serta instalasi laut yang dinamakan Automatic Identification System ITS (AISITS). Dia berharap dengan inovasi ini, kasus kecelakaan kapal dan operasional fasilitas laut seperti bangunan lepas pantai, jalur pipa bawah laut, hingga kerusakan terumbu karang akibat lalu lintas kapal akan bisa diminimalisasi. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017