Bojonegoro (Antara Jatim) - Pakar gempa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" (UPNV) Yogyakarta Dr Jatmika Setiawan mengatakan gempa tektonik di Tuban, Jawa Timur, berkekuatan 3,8 Skala Richter, karena reaktivasi Sesar Rembang-Madura-Kangean-Sakala (RMKS).

"Gempa yang terjadi itu hanya karena reaktivasi sesar RMKS, sehingga gempa yang terjadi kecil," kata dia di Yogyakarta, yang dihubungi Antara dari Bojonegoro, Kamis.
 

Menurut dia, apabila patahan sesar RMKS bergerak karena tumbukan antara lempeng Samudra Indo-Australia dan Jawa maka bisa mengakibatkan gempa kecil di sepanjang jalurnya.

"Ya biasanya gempa yang terjadi di kawasan setempat kecil-kecil," ucapnya menegaskan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo menjelaskan Badan Meteologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pasuruan salah menulis untuk menetukan lokasi episentrum gempa yang terjadi.

Sesuai informasi yang beredar dari BMKG Pasuruan menyebutkan bahwa pada 19 Oktober pukul 10.49 WIB di 15 kilomter timur laut Bojonegoro dan sekitarnya diguncang gempa bumi tektonik. Dari analisis BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi berkekuatan M = 3,8 Skala Richter.

Lokasi pusat gempa pada koordinat 7.02 LS,111.93 BT kedalaman 9 km, ditinjau dari lokasi episentrum. Kedalaman sumber gempa penyebab gempa ini diperkirakan terjadi akibat aktivitas Sesar Rembang

.BMKG juga mencatat setelah terjadi gempa tidak terjadi lagi gempa susulan. "Titik episentrum gempa bukan di Bojonegoro. Dari hasil pengecekan saya titik episentrum gempa di Soko, Tuban," kata dia menjelaskan.

Ia juga mengatakan dari hasil pengecekan di sejumlah lokasi di daerahnya gempa yang terjadi itu tidak dirasakan warga.

"Saya sama sekali tidak merasakan gempa," kata dia dibenarkan seorang warga Bojonegoro Abdul Manan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017