Kediri (Antara Jatim) - Ikatan Wanita Perbankan atau Iwaba bekerja sama dengan sahabat UMKM, dan Bekraf menyelenggarakan kegiatan sosialisasi serta fasilitasi pendirian badan hukum usaha ekonomi kreatif yang diikuti pemilik UMKM di Jatim, sebagai upaya mendorong usaha mereka lebih maju.
     
Yuli Ruantinah, salah seorang peserta asal Sidoarjo mengaku sengaja ikut kegiatan ini karena ingin belajar lebih banyak terkait dengan prosedur pendirian badan hukum, sehingga usaha yang digelutinya bisa berpotensi lebih berkembang.
     
"Saya sengaja mengikuti acara ini, karena ingin mengetahui prosedur pendirian badan hukum. Usaha saya ini mikro, tapi saya berharap ke depan bisa lebih besar lagi," katanya saat ditemui dalam acara yang diselenggarakan di sebuah hotel Kota Kediri, Jumat.
     
Ia mempunyai usaha telur asin di Sidoarjo. Selama ini, pemasarannya masih di lokal Jatim, baik di toko oleh-oleh ataupun pasar swalayan. Namun, ia ingin agar usahanya bisa semakin luas dan maju.
     
Ia berharap, dengan kegiatan ini ke depan akan difasilitasi pendirian badan hukum. Saat ini, usahanya masih berupa usaha dagang, yaitu UD Baginda Jaya, Sidoarjo. Jika ingin lebih luas, ia mendapatkan informasi harus berupa PT, padahal secara modal juga masih terbatas.
     
"Saya berharap, paling tidak Indonesia tahu produk saya," katanya. 
     
Sementara itu, Ketua Iwaba se-Wilayah Kerja Bank Indonesia Kediri Anita Djoko Raharto mengatakan kegiatan ini memang sengaja digelar dengan tujuan ingin menjadikan UMKM "Naik kelas". Ia ingin agar UMKM bisa semakin maju, bahkan bisa merambah hingga ekspor.
     
Para peserta mendapatkan berbagai informasi terkait dengan berbagai hal untuk pendirian usaha. Bahkan, bukan hanya materi, mereka juga disediakan notaris untuk bisa konsultasi, sehingga mereka mengetahui berbagai kekurangan dalam proses izin, sehingga bisa secepatnya dilengkapi. 
     
"Jadi, kami arahkan untuk ekspor atau yang produknya tidak memungkinkan ekspor bisa dibuat "Franchise" waralaba. Kami sosialisasikan untuk pembuatan PT, hak paten, izin, pengarahan pembiayaan sampai ekspor," ujar Anita.
     
Ia juga mengatakan, dalam acara ini diikuti pemilik UMKM dari berbagai daerah di Jatim. Usaha mereka juga beragam, misalnya makanan, minuman, hingga jasa. Jumlah peserta juga dibatasi hanya 80 peserta. Padahal, yang berminat mendaftar hingga ratusan pemilik usaha.
     
Anita menyebut, panitia memang melakukan seleksi yang cukup ketat dalam kegiatan ini. Peserta yang dipilih adalah usaha yang menarik dan berpotensi maju ke depannya. 
     
"Kami lakukan seleksi yang cukup ketat. Ada wawancara begitu data masuk dan beragam usahanya, seperti makanan, bahkan ada juga yang fotografer, animasi," katanya.
     
Lebih lanjut, Anita mengatakan ke depan juga akan dilakukan pendampingan secara intensif guna mengetahui perkembangan usaha mereka. Namun, ia juga sadar beberapa pelaku UMKM juga mengaku khawatir terkait dengan pajak jika usaha mereka sudah menjadi PT. 
     
"Mereka takut pajak, padahal tidak seperti yang mereka bayangkan. Yang jelas, kami ingin menjadikan mereka yang terbaik," kata Anita.
     
Dalam acara tersebut, juga dihadiri pendiri sahabat UMKM, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko. Selain itu, kegiatan tersebut juga dihadiri perwakilan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) serta pemilik UMKM se-Jatim. (*)


Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017