Tulungagung (Antara Jatim) - Seorang pemuda di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur bernama Ipung Inupiaga suskses merintis usaha budidaya tokek hias jenis "leopard gecko" yang telah digelutinya selama beberapa tahun terakhir dan diklaim cukup sukses mendulang untung (uang).
    
"Usaha ini sudah saya lakukan sejak empat tahun terakhir. Dan hasilnya ternyata cukup menjanjikan," kata Ipung mengawali ceritanya tentang usaha tokek yang memiliki nama latin "eublepharis macularius" itu di kediamannya di Desa Gebang, Kecamatan Pakel, Tulungagung, Jumat.
    
Ada puluhan tokek yang saat ini dipeliharan Ipung. Semua reptil yang bisa merayap di dinding 90 derajat atau bahkan di atap plafon dengan tubuh menghadap bawah itu ditempatkan di dalam kotak-kotak mirip kandang dengan ukuran tertentu.
    
Menurut Ipung, leopard gecko atau tokek hias memiliki nilai jual mulai Rp50 ribu hingga Rp400 ribu per ekor untuk jenis anakan, sementara tokek hias dewasa berkkisar antara Rp350 ribu hingga Rp1,5 juta per ekor.
    
"Saat ini berbagai jenis leopard gecko yang tengah ngetren diantaranya line albino, bell albino, tremper albino, tangerine, dan patternless, yang memiliki panjang antara 15 hingga 30 centimeter," katanya.
    
Ipung mengaku melakukan penjualan secara daring, dengan memanfaatkan media sosial seperti facebook atau instagram.
    
"Biasanya penjaulan dilakukan ke sesama peggemar tokek hias. Ada komunitasnya sendiri dan cukup banyak," ujarnya.
    
Lanjut Ipung, seluruh jenis leopard gecko tersebut dapat dibudidayakan, secara mudah, dan tidak memerlukan tempat yang luas, serta dapat menjadi usaha bisnis sambilan.
    
Ipung membeberkan kiat untuk menjadi seorang "breeder" leopard gecko, hal penting untuk diperhatikan adalah memilih indukan yang unggul.
    
Idealnya, setelah berumur tujuh bulan untuk indukan jantan, dan umur tujuh bulan hingga satu tahun untuk indukan bentina.  
    
"Pemeliharaannya, di wadah transparan, beralas kertas atau tisu serta dolomit. Untuk membedakan antara jantan dan betina, bisa dilihat untuk jantan memiliki dua benjolan di pangkal ekor bagian bawah. Sedangkan indukan betina tidak memiliki benjolan," ujarnya.
    
Setelah melalui proses perkawinan selama tiga hari, sekitar dua pekan kemudian gecko akan mulai bertelur.
    
Untuk menjaga kualitas telur, Ipung menyarankan untuk menempatkan disebuah kotak atau laying box untuk bertelur, baru kemudian dipindahkan ke tempat penetasan atau inkubator .
    
"Telur leopard gecko akan ada yang menetas pada waktu 35 hingga 40 hari, ini biasanya berkelamin jantan. Sedangkan jika menetas dalam waktu 45 hingga 60 kemungkinan besar berkelamin betina," katanya.
    
Nofiq Wibisono, pencinta leopard gecko asal Tulungagung mengatakan,  memelihara leopard gecko dengan segala keindahan warna kulitnya tidaklah sulit.
    
"Untuk perawatnya sangat mudah, tidak memerlukan tempat yang luas, sehingga hewan reptil ini dapat di pelihara dan diusahkan secara sambilan," katanya.
    
Meski tergolong mudah, Nofiq berpesan untuk agar selalu dikontrol, dan tidak terlambat memberi makan dengan jengkrik dua atau tiga hari sekali, minimal empat ekor, dan ulat jerman serta ulat hongkong, sambil memperhatikan kesehatannya, kata Nofiq.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017