Sampang (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Sampang di Pulau Madura, Jawa Timur memberikan bantuan kambing untuk diternakkan kepada penderita penyakit kusta di dua kecamatan di wilayah itu, yakni Sokobanah dan Sreseh.
"Ada sebanyak 28 orang warga yang menerima bantuan untuk usaha ternak ini," kata Kepala Seksi Pelayanan, Rehabilitasi, Penyandang Cacat dan Ekstrauma Dinas Sosial Pemkab Sampang Siti Durroh di Sampang, Jumat.
Ia menjelaskan, bantuan kepada penderita penyakit kusta itu, untuk menyelaraskan pelaksanaan program konseling dan pemberdayaan bagi penderita penyakit kusta.
Menurut dia, pada 2016 jumlah penderita kusta di Kabupaten Sampang, Madura terdata sebanyak 552 orang.
Ia menjelaskan, penanganan penderita kusta tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, akan tetapi juga dinas terkait, termasuk Dinas Sosial.
Oleh karenanya, sambung dia, program terintegratif perlu dilakukan Pemkab Sampang, seperti upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui bantuan hewan ternak.
"Kalau Dinkes fokus pada upaya pengobatan, kami di Dinsos fokus pada bidang kesejahetaraannya," ujar Siti Durroh.
Ia yakin dengan cara seperti itu, maka upaya untuk menekan angka kusta di Kabupaten Sampang akan menurun, karena para penderita merasa memiliki diperhatikan oleh pemerintah.
"Melalui program pemdampingan ini, kami juga berharap, para penderita termotifasi untuk rajin berobat, karena kendala utama di lapangan, seperti yang sering dikeluhkan dinkes, pada sisi pengobatan," katanya, menjelaskan.
Sebelumnya, Pemprov Jatim merilis, jumlah penderita kusta terbesar di Jawa Timur berasal dari Pulau Madura.
Sebanyak 35,2 persen penderita kusta di Jatim berasal dari Pulau Madura atau 8,9 persen dari total jumlah penderita kusta di Indonesia. Mereka berasal dari Kabupaten Sampang dan Sumenep, yaitu sebesar 22,5 persen.
Pada 2014, penderita kusta di Kabupaten Sumenep sebanyak 516 pasien, Kabupaten Sampang 365 pasien, dan Kabupaten Bangkalan 249 pasien. Sedangkan jumlah penderita kusta yang bisa diobati sebanyak 4.047 orang dengan angka prevalensi 1,05 per 10.000 penduduk. Tahun ini, angka prevalensi diharapkan berkurang dari 1/ 10.000 penduduk. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017