Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menilai kinerja direksi Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (RPH) pada 2017 ini sudah lebih baik dari periode tahun sebelumnya.
     
Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya Khalid, di Surabaya, Kamis, mengatakan sudah ada perbaikan kinerja yang dilakukan direksi RPH yang mulai menjabat sejak awal 2017 ini.

"Jadi bagaimana orang satu ini berbuat apa dan orang dua ini berbuat apa. Mereka berupaya bagaimana bisnis pengadaan daging ini bisa melalui marketing model yang mereka terapkan. Intinya sudah baik, sudah mengarah pada perencanaan," kata Kholid.

Menurut dia, laporan keuangan di RPH pada 2016 masih rugi, sedangkan pada 2017 sudah mulai ada perubahan yang lebih baik. "Unggulnya mereka (direksi RPH) kebutuhan daging pada kebutuhan kritis, misalnya harga daging tidak sampai melonjak dan tersedianya daging di pasaran," ujarnya.

Untuk itu, Kholid sependapat dengan usulan Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Kota Surabaya  untuk melakukan perubahan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1988 tentang Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (RPH) yang dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan perkembangan RPH saat ini.

"Perdanya diubah supaya bisnisnya bisa memberikan peluang bisnis kepada RPH. Kemudian modalnya, apakah modal yang sudah ada itu sudah memadai perusahaan ini mengembangkan bisnis baru yakni pengadaan jual daging," katanya.

Hanya saja, lanjut dia, mengenai penambahan modal atau penyertaan modal dari Pemkot Surabaya untuk RPH hingga saat ini belum ada pembahasan atau usulan dari direksi dari RPH.

"Soal itu belum detail, mereka (direksi RPH) fokus minta perbaikan sarana dan prasarana di RPH," ujarnya.

Sekretaris Komisi B DPRD Surabaya Edi Rachmat sebelumnya mengatakan pihaknya prihatin dengan kondisi gedung tua dan sarana prasarana yang ada di RPH saat ini sudah tidak memadahi lagi.

"Saya sudah menyampaikan agar perdanya diubah dulu," katanya.

Menurut dia, Perda RPH sudah lama belum mengalami perubahan, sehingga hal itu berdampak dengan maju kembangnya RPH. Apalagi, lanjut dia, RPH tidak bisa lagi bergantung pada pendapatan dari hasil pemotongan hewan, melainkan harus ada usaha lain.   

"Untuk itu, RPH butuh dana segar melalui penyertaan modal. Tapi saat ini belum tahu berapa nominal yang dibutuhkan karena masih dirinci direksi RPH," katanya. (*)
Video oleh: Abdul Hakim

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017