Jember (Antara Jatim) - Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Kabupaten Jember, Jawa Timur, melakukan inspeksi dan mendatangi kelompok tani di Kecamatan Puger untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk bersubsidi di wilayah setempat.

"Kami sudah melakukan inspeksi dan berdialog dengan petani dan distributor pupuk, ternyata yang terjadi sebenarnya bukan kelangkaan pupuk, namun keterlambatan distribusi ke Jember," kata Wakil Ketua KP3 Jember Edy Budi Susilo di Jember, Selasa.

Berdasarkan informasi yang didapat Pemkab Jember, lanjut dia, keterlambatan transportasi tersebut dimulai dari pengepakan pupuk bersubsidi di gudang yang berada di Kabupaten Banyuwangi.

"Ada sedikit kendala, sehingga proses pengiriman pupuk bersubsidi ke Kabupaten Jember agar tersendat, sehingga hal itu yang menyebabkan petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi di Kecamatan Puger," tuturnya.

Untuk bulan September, lanjut dia, masih ada sekitar 700 ton pupuk urea yang menjadi alokasi pupuk Kecamatan Puger dan pihak distributor sudah mendistribusikan kepada sejumlah kios resmi pupuk di Kecamatan Puger.

"Kami akan terus memastikan pendistribusian pupuk bersubsidi untuk alokasi bulan September, Oktober, November, dan Desember untuk mengantisipasi bulan September masih musim kemarau (MK) 2 dan dilanjutkan antisipasi untuk musim hujan (MH) 1 pada Januari 2018," katanya.

Edy mengatakan Pemkab Jember akan mengajukan penambahan pupuk melalui cadangan pupuk di Provinsi Jawa Timur yang meliputi pupuk urea, ZA, phonska, dan SP36 sebagai langkah untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk.

"Saya juga meminta gabungan kelompok tani (gapoktan) menginformasikan ke petani untuk menebus pupuk di kios sesuai aloksi rencana dasar kebutuhan kelompok (RDKK)," ucap Asisten II Pemkab Jember itu.

Sementara Staf Perwakilan Daerah Penjualan Jember, Lumajang, Probolinggo Petrokimia Gresik Taufik Muhlisin mengatakan pihaknya menyatakan kesiapannya untuk mendistribusikan pupuk kepada petani sesuai dengan RDKK.

"Untuk Kecamatan Puger, realisasi penyaluran sudah melebihi alokasi yang ada yakni pupuk ZA telah mencapai 138 persen, SP-36 mencapai 82 persen, NPK mencapai 105 persen, dan organik mencapai 82 persen," katanya.

Melihat data tersebut, lanjut dia, perlu segera ada realokasi yang diawali dengan perintah realokasi dari Pemkab Jember, sehingga pihaknya bisa mendistribusikan pupuk antar-kecamatan.

Sebelumnya sejumlah petani di Kecamatan Puger mengeluhkan kelangkaan pupuk yang terjadi hampir sebulan terakhir, sehingga para petani terpaksa membeli pupuk nonsubsidi yang harganya lebih mahal.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017