Blitar, 18/9 (Antara) - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan tidak peduli terhadap polemik pemutaran film sejarah tentang pemberontakan PKI pada 30 Septeber 1965 yang lebih dikenal dengan istilah Gerakan 30 September atau G30S PKI.
    
"(Ya) Perintah saya, mau apa memangnya," kata Gatot Nurmantyo saat dikonfirmasi wartawan terkait instruksi gerakan nonton bareng film G30S PKI di seluruh jajaran hingga tingkat kodim-koramil-babinsa, usai ziarah ke Makam Proklamator Soekarno di Blitar, Senin.
    
Gatot yang mulanya menjelaskan panjang lebar terkait kegiatan ziarah di makam-makam mantan Presiden sekaligus panglima tertinggi TNI pada masanya itu berubah dengan jawaban pendek-pendek saat wartawan menanyakan perihal polemik instruksi nobar film G30S PKI karya sineas Arifin C Noer pada 1984 tersebut.
    
"Biarin saja (ada polemik)," ujar Gatot.
    
Ia lalu menjelaskan sekias maksud dan tujuan instruksinya kepada seluruh jajaran TNI guna memobilisasi kegiatan nobar film buatan rezim Orde Baru tersebut.
    
Menurut Gatot, apa yang dia perintahkan selaku Panglima TNI adalah melaksanakan sekaligus menyebarluaskan fakta-fakta nilai sejarah pada generasi muda.
    
"Yang bisa melarang saya hanya pemerintah. (Kalau ada) Polemik dan ada penentangan dari berbagai pihak itu, 'emangnya gue pikirin'. Politik dalam negeri apa dikatakan silahkan," ujar Gatot.
    
Gatot mengulang argumentasinya dengan menyatakan bahwa instruksi nobar film G30S PKI adalah upaya TNI dalam meluruskan sejarah.
    
"Kalau selama ini meluruskan sejarah, menceritakan sejarah tidak boleh, mau jadi apa bangsa ini," kata dia.
    
Gatot lalu mengutip kalimat yang pernah dipopulerkan oleh tokoh proklamator sekaligus Presiden ke-1 RI Soekarno atau Bung Karno tentang "Jas Merah".
    
"Di makam ini, Bung Karno pernah mengatakan, jangan lupa 'Jas Merah'. Jangan lupa jasa-jasa pahlawan," ucapnya.
    
Terkait polemik yang berulang kali ditanyakan wartawan, Gatot menegaskan bahwa dirinya dan TNI memilih posisi abai.
    
"Soal polemik, biarin sajalah. Tujuan kita tidak berpoelemik kok. Tujuan saya hanya untuk mengingatkan pada generasi muda, prajurit-prajurit saya juga tidak tahu itu," katanya.
    
Gatot menegaskan bahwa sejarah itu tidak boleh mendiskreditkan. Apa yang dia perintahkan dalam hal gerakan nobar film G30S PKI hanya untuk mengingatkan saja.
    
"Ini merupakan peringatan pada anak bangsa jangan sampai kejadian yang sama terulang kembali. Semua sangat meyakitkan, bukan mendiskreditkan siapa, bukan. Tapi agar seluruh anak bangsa. generasi muda terutama, mengetahui bahwa kita pernah punya sejarah yang hitam dan banyak korbannya," kata Gatot.
    
Dengan pemutaran ulang film yang bercerita pengkhianatan dan kekejaman PKI tersebut, ia berharap agar itu menjadi pelajaran bagi anak bangsa, sehingga hal serupa tidak sampai terulang kembali.
    
"Bukan tidak mungkin (terjadi), tapi jangan sampai ini terulang kembali. Itu saja tujuannya, orang mempersepsikan lain itu terserah saja, tidak masalah. Bagi kami, bagi saya, hanya mengingatkan agar jangan sampai terulang kembali. Dengan menonton ini diharapkan agar masyarakat bisa mengingat kembali, jangan terprovokasi, jangan sampai terpengaruh apapun juga, mari bersama-sama merekatkan kesatuan dan persatuan," ujarnya.
    
Film Pengkhianatan G 30 S PKI dibuat pada 1984. Pada September 1998, Menteri Penerangan Yunus Yosfiah mengumumkan film ini dihentikan peredaran dan pemutarannya karena berbau rekayasa sejarah dan mengultuskan seorang Presiden.
    
Rencananya, pemutaran film dilakukan pada 30 September mendatang.
    
TNI AD telah mengirim surat edaran ke seluruh jajarannya untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat.(*)
Video oleh: Destyan H Sujarwoko

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017