Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pengairan Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan stok air Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, mulai kritis dengan ketinggian air 106 meter atau sekitar 3,2 juta meter kubik per 15 September.
"Pintu pengeluaran air Waduk Pacal hari ini ditutup, sebab stok air yang tersisa sudah menipis," kata Kasi Pemanfaatan Sumber Air Dinas Pengairan Bojonegoro Sutiyono, di Bojonegoro, Sabtu.
Lebih lanjut ia menjelaskan air Waduk Pacal dikeluarkan sekitar 2.000 liter per detik atas permintaan petani untuk mengairi tanaman palawija di sepanjang daerah irigasinya di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo dan sekitarnya sejak 12 September lalu.
Selain itu pengeluaran air Waduk Pacal itu juga untuk memenuhi permintaan warga di sepanjang daerah irigasinya yang sumurnya mulai mengering disebabkan kemarau.
"Tapi sekarang sudah tidak ada pengeluaran air lagi, sebab stok air Waduk Pacal sudah minim. Stok air yang tersisa itu, untuk pembasahan agar bangunan waduk tidak rusak," kata dia menjelaskan.
Ia memperkirakan setelah air Waduk Pacal tidak dialirkan akan mempengaruhi debit sumur warga di sepanjang daerah irigasinya.
Menjawab pertanyaan, ia menyebutkan di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal di sejumlah desa di Kecamatan Balen dan Sumberrejo, masih ada petani yang menanam tanaman padi dengan luas lebih dari 100 hektare yang sekarang usianya sekitar 40 hari.
Namun, lanjut dia, para petani sudah membuat surat pernyataan tidak akan menuntut apabila tanaman padinya gagal panen karena mengalami kekeringan.
"Tanaman padi para petani memperoleh air dari sumur tanah," ucapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo membenarkan air Waduk Pacal yang sudah tidak dialirkan lagi di sepanjang daerah irigasinya akan mempengaruhi sumur warga.
"Warga di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal akan kesulitan air bersih, sebab debit sumurnya akan menyusut," ucapnya.
Pemkab, lanjut dia, mulai mengambil berbagai langkah untuk mengantisipasi kesulitan air bersih yang mulai dialami warga di daerahnya.
"BPBD hari mulai mendistribusikan air bersih ke sejumlah desa yang mulai kesulitan air bersih, seperti di Kecamatan Tambakrejo dan Kepohbaru," ucapnya menambahkan.
Sesuai data menyebutkan sebanyak 2.488 KK dengan perkiraan sekitar 9.000 jiwa itu, lokasinya di delapan desa di Kecamatan Tambakrejo, Kepohbaru, Ngraho dan Purwosari. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Pintu pengeluaran air Waduk Pacal hari ini ditutup, sebab stok air yang tersisa sudah menipis," kata Kasi Pemanfaatan Sumber Air Dinas Pengairan Bojonegoro Sutiyono, di Bojonegoro, Sabtu.
Lebih lanjut ia menjelaskan air Waduk Pacal dikeluarkan sekitar 2.000 liter per detik atas permintaan petani untuk mengairi tanaman palawija di sepanjang daerah irigasinya di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo dan sekitarnya sejak 12 September lalu.
Selain itu pengeluaran air Waduk Pacal itu juga untuk memenuhi permintaan warga di sepanjang daerah irigasinya yang sumurnya mulai mengering disebabkan kemarau.
"Tapi sekarang sudah tidak ada pengeluaran air lagi, sebab stok air Waduk Pacal sudah minim. Stok air yang tersisa itu, untuk pembasahan agar bangunan waduk tidak rusak," kata dia menjelaskan.
Ia memperkirakan setelah air Waduk Pacal tidak dialirkan akan mempengaruhi debit sumur warga di sepanjang daerah irigasinya.
Menjawab pertanyaan, ia menyebutkan di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal di sejumlah desa di Kecamatan Balen dan Sumberrejo, masih ada petani yang menanam tanaman padi dengan luas lebih dari 100 hektare yang sekarang usianya sekitar 40 hari.
Namun, lanjut dia, para petani sudah membuat surat pernyataan tidak akan menuntut apabila tanaman padinya gagal panen karena mengalami kekeringan.
"Tanaman padi para petani memperoleh air dari sumur tanah," ucapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo membenarkan air Waduk Pacal yang sudah tidak dialirkan lagi di sepanjang daerah irigasinya akan mempengaruhi sumur warga.
"Warga di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal akan kesulitan air bersih, sebab debit sumurnya akan menyusut," ucapnya.
Pemkab, lanjut dia, mulai mengambil berbagai langkah untuk mengantisipasi kesulitan air bersih yang mulai dialami warga di daerahnya.
"BPBD hari mulai mendistribusikan air bersih ke sejumlah desa yang mulai kesulitan air bersih, seperti di Kecamatan Tambakrejo dan Kepohbaru," ucapnya menambahkan.
Sesuai data menyebutkan sebanyak 2.488 KK dengan perkiraan sekitar 9.000 jiwa itu, lokasinya di delapan desa di Kecamatan Tambakrejo, Kepohbaru, Ngraho dan Purwosari. (*)
Editor : Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017