Jakarta, (Antara) - Proyek pembangunan Kereta Api Semicepat Jakarta-Surabaya dipastikan menggunakan rel yang sudah ada (eksisting) yang pada mulanya direncanakan menggunakan rel layang (elevated).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat ditemui di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat memastikan hal tersebut karena dinilai lebih murah dan cepat pengerjaannya.
"Jadi begini, KA Jakarta-Surabaya itu kita pakai lintasan eksisting, lebih murah, lebih cepat," ucapnya.
Namun, dia menuturkan pekerjaan utama yang harus dilakukan apabila menggunakan rel yang sudah ada, yaitu menghilangkan perintasan sebidang. Selain itu, lanjut dia, memperbaiki rel yang sudah ada dan mengubah tikungan menjadi lebih landai.
Budi mengaku pihaknya sudah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono terkait anggaran untuk menghilangkan lintasan sebidang. Namun, Ia belum mengetahui besaran investasi tersebut serta penghitungan ulang dana proyek tersebut.
"Saya masih belum tahu, tapi berapapun lintasan sebidang itu akan dikurangi, artinya proyek sudah dimulai dan kalau bisa dimulai dari sekarang," tuturnya.
Penghitungan awal total investasi pembangunan KA Semicepat Jakarta-Surabaya adalah Rp80 triliun. Terkait kendala operasional yang masih satu jalur dengan kereta jarak jauh dan kereta barang, Budi mengatakan hal itu bisa diatur.
"Jadi sama saja, kereta jarak jauh Jakarta-Surabaya diganti dengan itu (KA semicepat), kalau ada dualisme paling dengan barang saja, KA barang menunggu, ini (KA semicepat) yang diutamakan," ujarnya.
Terkait kecepatannya, dia mengatakan syarat KA semicepat adalah di bawah 200 kilometer per jam atau 160 kilometer per jam dengan waktu tempuh Jakarta-Surabaya lima jam.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar proyek KA Semicepat Jakarta-Surabaya agar menggunakan jalur yang sudah ada agar pembangunannya lebih cepat.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat ditemui di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat memastikan hal tersebut karena dinilai lebih murah dan cepat pengerjaannya.
"Jadi begini, KA Jakarta-Surabaya itu kita pakai lintasan eksisting, lebih murah, lebih cepat," ucapnya.
Namun, dia menuturkan pekerjaan utama yang harus dilakukan apabila menggunakan rel yang sudah ada, yaitu menghilangkan perintasan sebidang. Selain itu, lanjut dia, memperbaiki rel yang sudah ada dan mengubah tikungan menjadi lebih landai.
Budi mengaku pihaknya sudah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono terkait anggaran untuk menghilangkan lintasan sebidang. Namun, Ia belum mengetahui besaran investasi tersebut serta penghitungan ulang dana proyek tersebut.
"Saya masih belum tahu, tapi berapapun lintasan sebidang itu akan dikurangi, artinya proyek sudah dimulai dan kalau bisa dimulai dari sekarang," tuturnya.
Penghitungan awal total investasi pembangunan KA Semicepat Jakarta-Surabaya adalah Rp80 triliun. Terkait kendala operasional yang masih satu jalur dengan kereta jarak jauh dan kereta barang, Budi mengatakan hal itu bisa diatur.
"Jadi sama saja, kereta jarak jauh Jakarta-Surabaya diganti dengan itu (KA semicepat), kalau ada dualisme paling dengan barang saja, KA barang menunggu, ini (KA semicepat) yang diutamakan," ujarnya.
Terkait kecepatannya, dia mengatakan syarat KA semicepat adalah di bawah 200 kilometer per jam atau 160 kilometer per jam dengan waktu tempuh Jakarta-Surabaya lima jam.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar proyek KA Semicepat Jakarta-Surabaya agar menggunakan jalur yang sudah ada agar pembangunannya lebih cepat.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017