Jakarta, (Antara) - Presiden Joko Widodo menyebut bahwa gedung Perpustakaan Nasional yang baru memiliki 27 lantai dan telah diresmikan ini merupakan tertinggi di dunia untuk kategori gedung perpustakaan yang ada.

"Perpustakaan Nasional ini dulunya hanya tiga lantai. Ngak ada yang mau datang ke sini, sekarang 27 lantai 'plus basement'. Jadi nggak kaget kalau gedung Perpustakaan Nasional ini tertinggi di dunia, untuk gedung peroustakaannya," kata Presiden saat meresmikan Gedung Perpustakaan Nasional di Jalan Merdeka Selatan Jakarta, Kamis.

Jokowi menyatakan kebanggaannya terhadap gedung ini karena sudah digagas oleh Presiden Soekarno sejak 65 tahun, namun baru bisa dikerjakan pada saat ini dengan memakai bentuk dari hasil lomba sehingga mendapatkan sebuah desain yang sangat baik.

"Ini dikerjakan dua tahun enam bulan dan selesai dengan kondisi yang sangat baik, Alhamdulillah meskipun saya belum masuk, saya lihat luarnya saja, saya berkomentar sangat baik," ujar Jokowi.

Presiden mengingatkan kepada Perpustakaan Nasional merupakan masa depan, artinya bagaimana meningkatkan minat baca kepada anak-anak saat ini adalah kepada generasi Y, generasi Z yang punya pola pikir dan perilaku jauh berbeda dengan generasi-genarasi sebelumnya.

"Mereka sekarang lebih senang baca tulisan atau baca berita di 'smartphone atau di tablet. Dan saya keliling ke kampus-kampus, saya tanya berapa banyak mereka yang masih baca koran cetak. Saya dapat memastikan sudah sangat berkurang sekali," ungkapnya.

Presiden menyebut genarasi sekang ini hanya menggunakan smarphone bisa baca berita apapun, bisa lihat "live streaming" (siaran langsung), bisa lihat video apapun, sehingga informasi apapun dalam waktu yang sangat cepat bisa mereka serap.

"Toleransi durasi membaca mereka juga semakin pendek, sekarang rata-rata kalau dalam tiga menit pertama tulisannya sudah tidak menarik, baca ngak menarik, langsung tidak mau baca sisanya, polanya seperti itu. Bahkan kalau judulnya saja sudah tidak menarik, langsung dilewatin. Kalau bukunya susah dicari pasti mereka juga tidak mau baca," ungkapnya.

Dengan perubahan yang ada saat ini, Presiden berharap sistem kecepatan kecepatan dalam melayani itu menjadi sebuah hal yang sangat penting, karena generasi sekarang maunya serba cepat.

"Generasi Z sekarang mau apa-apa itu tinggal klik. Kita juga saya kira sama, pesan gado-gado klik, pasan sate kambing klik, setengah jam datang lewat 'go food'. mau beli barang juga tinggal klik, mau baca buku, baca artikel tinggal klik. Sudah serba digital dan digital itu sudah menjadi bagian itu mereka," tuturnya.

Presiden mengingatkan bahwa sekarang ini memang sudah eranya terobasan-terobasan digital dan "disruptive innovation" ya sudah banyak terjadi di berbagai bidang sehingga semuanya bergerak dan berkembang dengan cara tidak diduga serta inovasinya cepat sekali.

"Kalau kita tidak ikut berubah, tidak cepat melakukan revolusi digital, ya ditinggal. Saya senang sekali Perpusnas sudah mulai melakukan pengembangan serba digital, serba elektronik, tadi saya diberitahu, akan ada 'e-resources', 'e-book', 'e-journal' dan macam e-lainnya," paparnya.(*)

Presiden juga meminta Perpusnas RI untuk tidak cepat puas dengan peresmian ini karena namanya digital dan "destruktif inovasion" perkembangannya setiap saat, setiap jam, setiap menit, setiap detik selalu berkembang sehingga perlu diperhatikan dan mempelajari orang menkomsumsi buku, mengkomsusmsi tulisan lalu sesuaikan dengan layanan ada.(*) 
Video oleh: Joko Susilo

Pewarta: Joko Susilo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017