Sidoarjo (Antara Jatim) - Jumlah timbunan sampah yang ada di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mencapai 5.404 meter kubik setiap harinya dengan prosentase sebanyak 65 persen timbunan sampah dari rumah tangga dan 35 persen sisanya dari kegiatan usaha.

Kepala Seksi Pelayanan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo, Sofyan Irwadi, Selasa mengatakan, sampah-sampah tersebut sebagian dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Jabon, Sidoarjo.

"Timbunan sampah yang terangkut ke TPA perharinya sebanyak 1.915 meter kubik dan sampah yang diangkut ke TPST kawasan sebanyak 1.264 meter kubik perharinya dan 2.225 meter kubik sampah perharinya ditangani secara mandiri," katanya saat Sosialisasi "Zero Waste" Bagi Anggota Tim Penggerak PKK yang digelar di pendopo Delta Wibawa Sidoarjo.

Ia mengatakan sampah yang tidak dikelola dengan baik berdampak negatif seperti pencemaran lingkungan hingga menyebabkan banjir dan juga berdampak pada buruknya kesehatan masyarakat.

"Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah memiliki strategi dan kebijakan pengelolaan sampah dengan berbagai program seperti program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan serta program peningkatan budaya hidup bersih di masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua TP-PKK Kabupaten Sidoarjo Ida Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan, mengatakan sampah menjadi salah satu masalah di Kabupaten Sidoarjo karena volume sampah tidak sebanding dengan kapasitas TPA.

"Hal tersebut menyebabkan kondisi TPA Jabon`overload`. Oleh karena, itu diperlukan penanganan sampah secara konseptual dan berkelanjutan sesuai amanat undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah," katanya.

Untuk mewujudkan amanat tersebut, lanjut dia, diperlukan penanganan pengelolaan sampah langsung dari sumbernya mulai dari tingkat rumah tangga maupun kawasan.

"Pemerintah Kabupaten Sidoarjo selalu mengajak masyarakat berbudaya hidup bersih. Salah satunya melalui program`zero waste academy` atau akademi nol sampah sebagai bentuk inovasi dalam pemberdayaan masyarakat untuk menuntaskan sampah. Model ini cukup efektif untuk mengajak masyarakat dalam menuntaskan sampah, mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, desa dan bahkan sampai RT/RW," katanya.

Dalam kesempatan tersebut pihaknya menghimbau kepada anggotanya untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya dan berharap prilaku tersebut dapat ditumbuhkan sebagai kebiasaan di rumah tangga.

"Ibu adalah sosok sentral yang diharapkan mampu berperan memulai dan menularkannya kepada seluruh anggota keluarga," katanya.

Dirinya juga meminta semua pihak untuk mendukung program-program yang bertemakan pelestarikan lingkungan dan penerapan budaya hidup bersih dengan langkah 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

"Melalui kegiatan`zero waste`dapat jadikan sebagai wahana edukasi perubahan prilaku dan kepedulian masyarakat untuk menciptakan kelestarian lingkungan sebagai bentuk revolusi mental," katanya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017