Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan bahwa bangunan hotel dan gedung lainnya di daerah itu umumnya sudah dilengkapi alat pemadam kebakaran ringan (apar), namun belum memadai sesuai standar.

"Dari hasil pendataan yang pernah kami lakukan beberapa waktu lalu, semua hotel baik di wilayah perkotaan maupun kecamatan sudah menyediakan apar," kata Kepala Bidang Pemadaman Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bojonegoro Sukirno di Bojonegoro, Rabu.

Selain itu, lanjut dia, pendataan ketersediaan apar juga dilakukan di bangunan gedung lainnya, milik swasta terkait ketersediaan apar. Di semua bangunan gedung yang dimanfaatkan berbagai kegiatan terpantau sudah tersedia apar.

"Hanya saja jumlahnya belum sesuai ketentuan," katanya.

Sesuai ketentuan, lanjut dia, jumlah ketersediaan apar harus sesuai luas bangunan yaitu gedung dengan ukuran 10X10 meter harus tersedia satu apar.

"Ya kalau bangunannya luas tinggal menghitung jumlah apar yang harus disediakan," ucapnya menjelaskan.

Ia mengaku pelaksanaan pembangunan gedung di daerahnya selama ini tidak ada yang melibatkan damkar terkait teknis ketersediaan apar.

"Kami sama sekali tidak pernah dilibatkan padahal siap membantu secara teknis terkait penyediaan apar," ucapnya menambahkan.

Yang jelas, menurut dia, kewajiban menyediakan apar di semua gedung, mengacu Peraturan Bupati (Perbup) No.43 tahun 2011 tentang Alat Pemadam Kebakaran Ringan (Apar) Bagi Bangunan Gedung di Bojonegoro.

Di dalam perbup itu, menurut dia, bangunan gedung yang wajib dilengkapi dengan apar ada 16 kriteria, di antaranya, gedung pertemuan umum, gedung perkantoran, pertokoan, hotel, rumah sakit (RS), rumah makan, ruko, apotek, pasar, gedung sekolah dan tempat ibadah.

Ditanya kebakaran di rumah makan "Cheer`s", kata dia, kebakaran rumah makan di Jalan Gajahmada Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, dua hari disebabkan hubungan arus pendek listrik.

"Upaya pemadaman kebakaran dengan mengerahkan enam unit mobil pemadam kebakaran," ucapnya.

Ia menambahkan dalam kejadian kebakaran yang terjadi di daerahnya selama ini didominasi hubungan arus pendek listrik, selain tungku pembakaran dan kompor gas.

"Penyebab kebakaran pemukiman warga rata-rata disebabkan hubungan arus pendek listrik, karena banyak rumah di pedesaan yang kabelnya tidak standar," ucapnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017