Surabaya (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mengungkap kematian seorang santri di sebuah pondok pesantren di kawasan Surabaya Timur, akibat pengeroyokan oleh sejumlah santri lainnya di lingkungan pesantren setempat.  
     
"Kami telah menetapkan empat orang santri di pondok pesantren tersebut sebagai tersangka," ujar Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polrestabes Surabaya Komisaris Polisi Lily Djafar kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
     
Korban berinsial MIU, usia 15 tahun, warga Surabaya, diketahui meninggal tidak wajar, pada Minggu (3/9) malam, setelah pihak keluarganya menemukan banyak luka di sekujur tubuhnya, yang diduga akibat penganiayaan.
     
Dugaan penganiayaan terhadap santri malang itu semakin diperkuat dari hasil visum di RSUD Dr Soetomo Surabaya yang menemukan gumpalan darah pada jantungnya.
     
"Setelah memeriksa saksi-saksi akhirnya kami tetapkan empat orang tersangka," ujar Lily.
     
Dia menyebut para tersangka berusia sebaya dengan korban, yang masih tergolong anak-anak. 
     
"Masing-masing tersangka berinisial AM, TH, dan SI, ketiganya berusia 15 tahun, serta MA usia 14 tahun. Mereka adalah teman satu pesantren dengan korban," katanya. 
     
Lily mengatakan ada sebanyak sembilan orang saksi yang telah dimintai keterangan polisi sebelum akhirnya mengerucut pada penetapan empat tersangka tersebut.
     
"Termasuk sampai hari ini untuk memperdalam penyelidikan kami juga masih memeriksa dua saksi tambahan, yaitu seorang pengurus pondok pesantren dan seorang tukang becak yang mengetahui kejadian ini," katanya.  
     
Seorang tukang becak yang turut menjalani pemeriksaan, lanjut Lily, adalah yang mengantar korban menuju ke rumah sakit.
     
Dia menjelaskan, korban sempat dilarikan ke RSUD Dr Soewandhi Surabaya, lalu kemudian divisum di RSUD Dr Soetomo setelah diketahui di sekujur tubuhnya terdapat banyak luka bekas penganiayaan. 
     
Polisi mengungkap pengeroyokan yang menyebabkan kematian korban dipicu tuduhan pencurian uang oleh salah seorang temannya di lingkungan pondok pesantren tersebut. (*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017