Surabaya (Antara Jatim) - Ribuan warga yang tergabung dalam Komite Aksi Kemanusiaan Surabaya Untuk Rohingya menggelar aksi kemanusiaan atas kebiadaban yang dilakukan Junta Militer Myanmar terhadap etnis Rohingya di depan gedung Grahadi, Surabaya, Selasa.
     
Aksi tersebut diikuti oleh toko lintas agama, tokoh masyarakat, ormas, KNPI, OKP, Komunitas Surabaya Oh Surabaya (SOS), organisasi wanita, pelajar dan lemen masyarakat di Surabaya.  

"Apa yang menimpah minoritas etnis Rohingya adalah tragedi kemanusiaan yang nyata. Ini adalah bencana kemanusaiaan," kata Kordinator Umum Komite Aksi Kemanusiaan Surabaya Untuk Rohingya, M. Arifan.

Untuk itu, lanjut dia, komite ini menyatakan sikap mendesak Pemerintah Bangladesh untuk membuka perbatasan demi alasan kemanusiaan sehingga memungkinkan etnis Rohingya menyelamatkan diri dari persekusi Pemerintahan Myanmar.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mendesak ASEAN untuk menekan Myanmar agar menghentikan praktik genosida terhadap etnis Rohingya. Komite juga mendesak Komite Hadiah Nobel untuk mencabut penghargaan Nobel Perdamaian bagi Aung San Suu Kyi, salah satu pemimpin terkemuka Myanmar yang dinilai tidak menunjukkan kseungguhan mengakhiri tragedi kemanusiaan di Rohingya.

"Kami juga meminta Pemerintah Indonesia ikut andil dalam upaya menyelesaikan persoalan kemanusiaan di Rohingya," katanya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya Machsun Jayadi mengatakan ini aksi damai ini dalam rangka solidaritas terhadap etnis Rohingya.

"Semua terlibat mulai dari guru, siswa, ormas, tokoh lintas agama. Ditagetkan  dari Muhammadiyah sekitar 4.000 orang. Mudah-mudahan ini bisa dilihat dunia bahwa Indonesia tidak menghendaki adanya kekerasan. Khusus umat muslim semoga Allah memberikan kekuatan," katanya.  (*)
Video Oleh: Abdul Hakim

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017