Situbondo (Antara Jatim) - Kelangkaan pupuk bersubsidi di beberapa kecamatan di Kabupaten
Situbondo, Jawa Timur disebabkan karena petani tidak berorientasi pada
rencana definitif kegiatan kelompok (RDKK) petani dalam penggunaan
pupuk.


"Di beberapa kecamatan yang dilaporkan terjadi kelangkaan pupuk itu
sebenarnya tidak langka, hanya saja para petani di kecamatan tersebut
ada kecenderungan (berlebihan) menggunakan pupuk urea dan phonska," ujar
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pemkab
Situbondo, Farid Kuntadi di Situbondo, Sabtu.


Ia mengemukakan, informasi kelangkaan pupuk di Kecamatan Mangaran,
Kapongan dan Kecamatan Panji beberapa hari lalu itu, dipastikan karena
petani menggunakan pupuk bersubsidi urea berlebihan dan tidak mengikuti
petunjuk atau rekomendasi penggunaan pupuk dari Kementerian Pertanian.


Dalam rekomendasi penggunaan pupuk yang seimbang, katanya,
perbandingannya lima kuintal pupuk organik, tiga kuintal pupuk phonska
dan dua kuintal pupuk urea (532) untuk luasan satu hekatre (ha) atau per
hektare per satu musim tanam.


"Namun banyak petani yang tidak sadar dengan perbandingan tersebut,
sehingga petani cenderung menggunakan pupuk urea maupun phonska
berlebihan," tuturnya.


Farid menjelaskan, setiap kecamatan sudah ada kuota pupuk
bersubsidi yang disesuaikan dengan luasan areal persawahan dan RDKK
nantinya dikonversi dengan rekomendasi dan dijadikan dasar sebagai
pemenuhan kebutuhan pupuk bersubsidi.


"Oleh karena itu kami mengimbau para petani agar menggunakan pupuk
bersubsidi sesuai rencana definitif kegiatan kelompok atau RDKK setiap
musim tanam," katanya.


Dari data Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pemkab
Situbondo, jatah pupuk bersubsidi pada 2017 sesuai RDKK, pupuk urea
mendapatkan sebanyak 34.210 ton, phonska 4.995 ton, pupuk ZA 11.850 ton,
pupuk petroganik 972 ton dan pupuk SP-36 mendapatkan 460 ton.


Pupuk bersubsidi tersebut didistribusikan oleh empat distrobutor
yang tersebar di empat wilayah empat bulan sekali dalam satu tahun
setiap musim tanam. (*)
Video oleh: Novi Husdinariyanto
 

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017