Jakarta, (Antara) - Kompetisi "roasting" (penyangraian) dan "brewing" (teknik menyeduh) kopi menjadi daya tarik baru wisata Bondowoso, Jawa Timur, sekaligus menaikkan "branding" komoditas kopi lokal di wilayah itu.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, menyambut baik digelarnya "Kompetisi Roasting dan Brewing Kopi" di alun-alun RBA Ki Ronggo Kota Bondowoso pada 25-27 Agustus 2017.
"Kopi Indonesia itu punya magnet besar menjadi kekuatan pariwisata. Kopi dikonsumsi di seluruh dunia, sedang semua daerah di Indonesia punya kopi-kopi unggulan. Ketika 'demand' dan 'supplay' sudah ada, tinggal mengkoneksi dengan manajemen yang bagus," kata Arief Yahya.
Oleh karena itu, ia meyakini Festival Kopi Nusantara itu menjadi atraksi pariwisata Bondowoso.
Terbukti sejak Jumat (25/8) ketika acara dibuka banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri, khususnya mereka penghobi kopi sengaja datang ke Bondowoso.
"Festival itu adalah salah satu cara untuk menaikkan branding kopi. Untuk menjadi produk kelas dunia, maka harus ditangani dengan pendekatan yang serius dan konsisten," tutur Arief.
Kompetisi tersebut diikuti oleh 60 pegiat kopi dari berbagai daerah di Indonesia. Selama ini Bupati Amin Said Husni telah membuat branding Bondowoso sebagai Republik Kopi (BRK).
Maka festival dan kompetisi tersebut juga sudah semakin populer bagi para penikmat kopi. Jenis kopi dari Bondowoso yang paling banyak digemari yakni kopi arabika java ijen raung yang merupakan asli kopi Bondowoso.
Kompetisi yang berlangsung pada malam hari, dengan suasana sejuk udara Bondowoso, membuat para pengunjung benar-benar merasakan nikmatnya kopi dengan kesejukan alam Bondowoso.
Bahkan para pengunjung yang hadir bisa langsung mencoba berbagai cita rasa kopi dari berbagai daerah.
Selain kopi arabika java ijen raung, ada kopi robusta bogor, arabika flores, arabika garut, arabika toraja, arabika lin tong Sumut, arabika gayo, dan berbagai kopi lainnya.
Dari hasil kompetisi untuk roasting dan brewing selama tiga hari itu, Bondowoso menempatkan kopi arabikanya sebagai terbaik kedua setelah kopi arabika dari Banjarnegara, Jawa Tengah.
Sedangkan untuk peringkat tiga diraih arabika dari Bandung. Sedangkan Specialty Coffee Competition juaranya diraih peserta dari Sumba-NTB, Roasting Competiting direbut Adit Yashita, dan Brewing dan Blending Competition juaranya diraih Wahyu Aribowo.
Bupati Amin Said Husni mengungkapkan, pihaknya ingin pembinaan kopi Bondowoso semakin baik dari waktu ke waktu.
Menurut dia, dengan kopi, maka Bondowoso memiliki branding wisata tersendiri, yakni sebagai Republik Kopi.
Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan pembinaan dari hulu sampai ke hilir seperti melakukan pembinaan UKM. "Mulai melatih pengemasan kopi untuk produk merchandise," ujarnya.
Selain itu, di ranah hilir juga, saat ini sudah tumbuh puluhan kafe di Bondowoso yang menyajikan kopi terbaik dari kebunnya secara langsung.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, menyambut baik digelarnya "Kompetisi Roasting dan Brewing Kopi" di alun-alun RBA Ki Ronggo Kota Bondowoso pada 25-27 Agustus 2017.
"Kopi Indonesia itu punya magnet besar menjadi kekuatan pariwisata. Kopi dikonsumsi di seluruh dunia, sedang semua daerah di Indonesia punya kopi-kopi unggulan. Ketika 'demand' dan 'supplay' sudah ada, tinggal mengkoneksi dengan manajemen yang bagus," kata Arief Yahya.
Oleh karena itu, ia meyakini Festival Kopi Nusantara itu menjadi atraksi pariwisata Bondowoso.
Terbukti sejak Jumat (25/8) ketika acara dibuka banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri, khususnya mereka penghobi kopi sengaja datang ke Bondowoso.
"Festival itu adalah salah satu cara untuk menaikkan branding kopi. Untuk menjadi produk kelas dunia, maka harus ditangani dengan pendekatan yang serius dan konsisten," tutur Arief.
Kompetisi tersebut diikuti oleh 60 pegiat kopi dari berbagai daerah di Indonesia. Selama ini Bupati Amin Said Husni telah membuat branding Bondowoso sebagai Republik Kopi (BRK).
Maka festival dan kompetisi tersebut juga sudah semakin populer bagi para penikmat kopi. Jenis kopi dari Bondowoso yang paling banyak digemari yakni kopi arabika java ijen raung yang merupakan asli kopi Bondowoso.
Kompetisi yang berlangsung pada malam hari, dengan suasana sejuk udara Bondowoso, membuat para pengunjung benar-benar merasakan nikmatnya kopi dengan kesejukan alam Bondowoso.
Bahkan para pengunjung yang hadir bisa langsung mencoba berbagai cita rasa kopi dari berbagai daerah.
Selain kopi arabika java ijen raung, ada kopi robusta bogor, arabika flores, arabika garut, arabika toraja, arabika lin tong Sumut, arabika gayo, dan berbagai kopi lainnya.
Dari hasil kompetisi untuk roasting dan brewing selama tiga hari itu, Bondowoso menempatkan kopi arabikanya sebagai terbaik kedua setelah kopi arabika dari Banjarnegara, Jawa Tengah.
Sedangkan untuk peringkat tiga diraih arabika dari Bandung. Sedangkan Specialty Coffee Competition juaranya diraih peserta dari Sumba-NTB, Roasting Competiting direbut Adit Yashita, dan Brewing dan Blending Competition juaranya diraih Wahyu Aribowo.
Bupati Amin Said Husni mengungkapkan, pihaknya ingin pembinaan kopi Bondowoso semakin baik dari waktu ke waktu.
Menurut dia, dengan kopi, maka Bondowoso memiliki branding wisata tersendiri, yakni sebagai Republik Kopi.
Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan pembinaan dari hulu sampai ke hilir seperti melakukan pembinaan UKM. "Mulai melatih pengemasan kopi untuk produk merchandise," ujarnya.
Selain itu, di ranah hilir juga, saat ini sudah tumbuh puluhan kafe di Bondowoso yang menyajikan kopi terbaik dari kebunnya secara langsung.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017