Trenggalek (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Rabu menggelar prosesi jamasan dua pusaka sebagai ritual budaya daerah tersebut menjelang puncak Hari Jadi ke-823 Kabupaten Trenggalek yang jatuh pada Kamis (31/8).
Prosesi jamasan dilakukan secara adat Jawa, diawali dengan serah-terima pusaka dari Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak kepada tokoh adat yang ditunjuk sebagai pelaksana jamasan, di pendopo Manggala Praja Nugraha.
Setelah pelimpahan dan dijamasi, kedua pusaka daerah selanjutnya dikirab mulai dari perbatasan Tulungagung-Trenggalek hingga kembali ke pendapa kabupaten setempat.
"Bedhol pusaka dilakukan secara adat menuju balai Desa Kamulan yang menjadi salah satu daerah perdikan yang menjadi cikal-bakal Kabupaten Trenggalek," kata panitia Hari Jadi Kabupaten Trenggalek, Ekanto.
Tokoh adat pelaksana jamasan Sardjono Baskoro menyatakan, prosesi jamasan yang mereka lakukan hanya bersifat pembersihan sebagai simbol ritual budaya tanpa bermaksud "sirik" secara ajaran agama Islam.
"Pembersihan dari debu dari benda-benda yang melekat pada pusaka. Setelah dijamasi siang ini dibawa ke (Desa) Kamulan yang merupakan cikal-bakalnya Kabupaten Trenggalek. Baru besok akan diarak menuju Kota Trenggalek," papar Sardjono.
Dua pusaka yang dijamas oleh pemuka adat dan tokoh Trenggalek itu berbentuk tombak Korowelang.
Menurutnya, dua pusaka ini diyakini sebagai senjata "piandel" (andalan) yang bernilai budaya tinggi dan erat kaitannya dengan sejarah terbentuknya Kabupaten Trenggalek sejak 823 tahun silam, seperti juga risalah Tombak Kiai Upas di Kabupaten Tulungagung.
"Ini rutin dilakukan setiap tahun sebagai bentuk pelestarian budaya, bukan berarti sirik dan lain sebagainya. Karena pada intinya adalah membersihkan atau merawat pusaka milik kabupaten," katanya.
Setelah dilakukan prosesi jamasan, kedua pusaka dan beberapa panji-panji Trenggalek dibawa ke Desa Kamulan, Kecamatan Durenan yang berada di perbatasan Trenggalek-Tulungagung.
Rangkaian peringatan hari jadi Kabupaten Trenggalek secara keseluruhan berlangsung meriah. Usai membawa kedua pusaka dan panji-panji Trenggalek ke Kamulan, pada Rabu sore masyarakat Trenggalek menggelar malam tasyakuran sekaligus ritual tirakatan yang dipimpin langsung oleh Bupati Emil Elestianto Dardak.
Ritual jamasan kembali dilakukan untuk kereta kencana yang secara khusus didatangkan dari Solo. Kereta pusaka dari Kraton Solo ini konon yang pernah digunakan untuk mengarak Presiden Joko Widodo saat awal pelantikan, menuju Istana negara.
Rencananya, seuruh pusaka beserta panjit-panji kabupaten tersebut akan dikirab menuju Pendapa Manggala Praja Nugraha pada Kamis (31/8/2017) sebagai puncak peringatan Hari Jadi ke-823 Kabupaten Trenggalek.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Prosesi jamasan dilakukan secara adat Jawa, diawali dengan serah-terima pusaka dari Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak kepada tokoh adat yang ditunjuk sebagai pelaksana jamasan, di pendopo Manggala Praja Nugraha.
Setelah pelimpahan dan dijamasi, kedua pusaka daerah selanjutnya dikirab mulai dari perbatasan Tulungagung-Trenggalek hingga kembali ke pendapa kabupaten setempat.
"Bedhol pusaka dilakukan secara adat menuju balai Desa Kamulan yang menjadi salah satu daerah perdikan yang menjadi cikal-bakal Kabupaten Trenggalek," kata panitia Hari Jadi Kabupaten Trenggalek, Ekanto.
Tokoh adat pelaksana jamasan Sardjono Baskoro menyatakan, prosesi jamasan yang mereka lakukan hanya bersifat pembersihan sebagai simbol ritual budaya tanpa bermaksud "sirik" secara ajaran agama Islam.
"Pembersihan dari debu dari benda-benda yang melekat pada pusaka. Setelah dijamasi siang ini dibawa ke (Desa) Kamulan yang merupakan cikal-bakalnya Kabupaten Trenggalek. Baru besok akan diarak menuju Kota Trenggalek," papar Sardjono.
Dua pusaka yang dijamas oleh pemuka adat dan tokoh Trenggalek itu berbentuk tombak Korowelang.
Menurutnya, dua pusaka ini diyakini sebagai senjata "piandel" (andalan) yang bernilai budaya tinggi dan erat kaitannya dengan sejarah terbentuknya Kabupaten Trenggalek sejak 823 tahun silam, seperti juga risalah Tombak Kiai Upas di Kabupaten Tulungagung.
"Ini rutin dilakukan setiap tahun sebagai bentuk pelestarian budaya, bukan berarti sirik dan lain sebagainya. Karena pada intinya adalah membersihkan atau merawat pusaka milik kabupaten," katanya.
Setelah dilakukan prosesi jamasan, kedua pusaka dan beberapa panji-panji Trenggalek dibawa ke Desa Kamulan, Kecamatan Durenan yang berada di perbatasan Trenggalek-Tulungagung.
Rangkaian peringatan hari jadi Kabupaten Trenggalek secara keseluruhan berlangsung meriah. Usai membawa kedua pusaka dan panji-panji Trenggalek ke Kamulan, pada Rabu sore masyarakat Trenggalek menggelar malam tasyakuran sekaligus ritual tirakatan yang dipimpin langsung oleh Bupati Emil Elestianto Dardak.
Ritual jamasan kembali dilakukan untuk kereta kencana yang secara khusus didatangkan dari Solo. Kereta pusaka dari Kraton Solo ini konon yang pernah digunakan untuk mengarak Presiden Joko Widodo saat awal pelantikan, menuju Istana negara.
Rencananya, seuruh pusaka beserta panjit-panji kabupaten tersebut akan dikirab menuju Pendapa Manggala Praja Nugraha pada Kamis (31/8/2017) sebagai puncak peringatan Hari Jadi ke-823 Kabupaten Trenggalek.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017