Sumenep (Antara Jatim) - Harga garam di tingkat petani garam rakyat di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terus turun dari sebelumnya Rp3.500 per kilogram menjadi pada kisaran 1.200 hingga 1.700 per kilogram.

"Pada pertengahan Agustus, harga garam rakyat masih sekitar Rp2.000 per kilogram," ujar Ketua Aliansi Masyarakat Garam (AMG) Sumenep, Ubaidillah di Sumenep, Rabu.

Ia menjelaskan, harga garam rakyat yang terus turun itu merupakan hal wajar setelah masuknya garam impor di Indonesia dan menyebabkan stok komoditas tersebut melimpah.

Selain itu, produksi garam rakyat oleh petani secara umum mulai normal seiring dengan kondisi cuaca yang bagus.

Sebelumnya, anomali cuaca yang terjadi pada awal kemarau tahun ini berupa seringnya hujan menyebabkan produksi garam terkendala dan selanjutnya stok komoditas tersebut terbatas.

Harga garam rakyat pun mahal dan di Sumenep hingga mencapai Rp3.500 per kilogram dari biasanya yang hanya pada kisaran Rp400 hingga Rp600 per kilogram pada tahun-tahun sebelumnya. 

"Saat ini masih masa panen garam. Kami berharap Pemerintah menerapkan proteksi sebagai bentuk perlindungan kepada petani garam rakyat," kata Ubaidillah.

Caranya, Pemerintah menginstruksikan manajemen PT Garam (Persero) sebagai penerima kuasa untuk melakukan impor garam agar tidak menjual komoditas tersebut dengan harga murah.

"Kalau garam impor tersebut dijual dengan harga murah tentunya akan merugikan kami. Dalam hemat kami, garam impor tersebut sebaiknya dijual pada kisaran Rp2.000 hingga Rp3.000 per kilogram," ujarnya, menerangkan.

Ubaidillah juga mengemukakan, dalam waktu dekat, pihaknya akan mendatangi manajemen PT Garam dan sejumlah pihak terkait supaya garam impor tidak dijual murah. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017