Surabaya (Antara Jatim) - FISIP Univeritas Bhayangkara Surabaya (Ubhara) melalui Kuliah Kerja Nyata menggandeng Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) Jawa Timur guna menggemakan gerakan cerdas dalam bermedsos lewat kegiatan bedah buku di Surabaya, Sabtu.

Dalam kegiatan itu, FISIP Ubhara bersama ASPIKOM membedah buku berjudul "Turn Back Hoax" karya 11 dosen ilmu komunikasi dan juga menghadirkan dosen ilmu komunikasi dari berbagai kampus, seperti Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Universtias Negeri Surabaya (Unesa) dan pengunjung di kawasan Kampung Ilmu Surabaya.

Dosen Ilmu Komunikasi Ubhara M Fadeli mengatakan gerakan ini merupakan sebuah langkah yang tepat, pasalnya di tengah perkembangan era digitalisasi ini perlu kiranya para pengguna media sosial mengetahui tentang adab dalam bermedia sosial.

"Saat ini ancaman terberat atau pemecah belah situasi keamanan sebuah negara bisa hadir dari media sosial, karena jika para penggunanya tidak mengetahui benar tidaknya informasi yang dikonsumsinya. Maka informasi negatif dan belum tentu benar itu ditelan mentah-mentah," kata Fadeli.

Fadeli yang juga editor buku "Turn Back Hoax" itu mengatakan tujuan utama diterbitkan buku yang siap disebarluaskan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat agar sadar bermedia sosial.

"Buku ini digagas dengan tujuan utama memberikan nilai-nilai positif dalam bermedia di ranah publik," ujarnya.

Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UTM Surochim mengungkapkan, persentase pengguna media sosial terbanyak berada di kalangan pemuda seperti siswa dan mahasiswa.

"Bermedsos di era sekarang terpenting adalah bijak. Jadi mahasiswa harus pandai membedakan antara informasi yang cenderung hoax dan berita yang memiliki unsur-unsur nilai berita. Maka Indonesia ini akan aman dari ancaman​ konflik internal," ujarnya.

Ketua Departemen Komunikasi Publik ASPIKOM Jatim Fitria Widiyani Roosinda mengemukakan acara tersebut mendapat sambutan positif dari para pengunjung. Tya sapaan akrabnya mengatakan gerakan ini akan selalu gencar dilaksanakan untuk lebih bisa menjangkau di perkampungan.

"Program pengabdian pada masyarakat yang diadakan setiap tahunnya ini sangat baik, dan ASPIKOM Jatim siap mendampingi," kata dia.

Tya menilai program seperti ini sangat baik untuk memberi contoh langsung pada mahasiswa terjun ke masyarakat. "Maraknya hoax menjadi keperihatinan tersendiri terutama bagi para pengajar ilmu komunikasi. Maka dari itu kami berusaha untuk meminimalisirnya, sekaligus juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar tidak mudah menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya," ujarnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017