Bojonegoro (Antara Jatim) - Bulog Subdivre III Bojonegoro, Jawa Timur, optimistis pengadaan pangan beras dan gabah di wilayah kerjanya Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan, tahun ini yang ditarget 106.000 ton setara beras bisa tercapai.
"Kami optimistis terget tercapai, sebab saat ini perolehan pengadaan sudah hampir mencapai 60.000 ton setara beras," kata Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro Irsan Nasution di Bojonegoro, Senin.
Ia menegaskan pengadaan pangan di tiga kabupaten di wilayah kerjanya itu masih terus berjalan dengan melibatkan lebih dari 60 mitra termasuk gabungan kelompok tani (gapoktan)."Pengadaan terus jalan. Perolehannya per hari saya kurang hapal," ucapnya.
Bahkan, menurut dia, sebagai usaha mendorong perolehan pengadaan pangan satgas pangan telah mengumpulkan penggilingan padi juga pengusaha beras di wilayah kerjanya Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, dalam beberapa hari terakhir.
"Satgas pangan yang diketuai kapolres di masing-masing wilayah itu menjelaskan terkait permasalahan beras kepada penggilingan padi juga pengusaha beras," kata dia.
Permasalahan beras yang mengemuka, kata dia, kewajiban yang harus dilakukan penggilingan padi juga pengusaha dalam menyediakan beras tanpa harus melanggar ketentuan, misalnya, melakukan penimbunan beras, juga melanggar ketentuan lainnya.
"Penjelasan satgas pangan agar penggilingan padi bisa menyediakan beras tanpa harus melanggar ketentuan," ucapnya menegaskan.
Ia menambahkan produksi beras secara nasional sekitar 90 persen dikuasai swasta, sedangkan bulog hanya sekitar 10 persen.
Dalam melakukan pembelian bulog tetap mengacu Peraturan Menteri Perdagangan untuk gabah kering panen (GKP) Rp3.700/kilogram, gabah kering giling (GKP) Rp4.600 per kilogram dan beras Rp7.300/kilogram.
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari menyatakan produksi tanaman padi di daerahnya pada musim tanam kemarau masih tersedia cukup luas, meskipun pemkab mengeluarkan larangan di sebagian wilayah petani tidak menanam padi untuk menghindari serangan hama wereng.
Ia menyebutkan tanaman padi di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo masih cukup luas mencapai 15.000 hektare pada musim tanam kemarau.
"Produksi tanaman padi pada musim kemarau masih cukup banyak yang akan menambah perolehan pengadaan pangan di bulog," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Kami optimistis terget tercapai, sebab saat ini perolehan pengadaan sudah hampir mencapai 60.000 ton setara beras," kata Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro Irsan Nasution di Bojonegoro, Senin.
Ia menegaskan pengadaan pangan di tiga kabupaten di wilayah kerjanya itu masih terus berjalan dengan melibatkan lebih dari 60 mitra termasuk gabungan kelompok tani (gapoktan)."Pengadaan terus jalan. Perolehannya per hari saya kurang hapal," ucapnya.
Bahkan, menurut dia, sebagai usaha mendorong perolehan pengadaan pangan satgas pangan telah mengumpulkan penggilingan padi juga pengusaha beras di wilayah kerjanya Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, dalam beberapa hari terakhir.
"Satgas pangan yang diketuai kapolres di masing-masing wilayah itu menjelaskan terkait permasalahan beras kepada penggilingan padi juga pengusaha beras," kata dia.
Permasalahan beras yang mengemuka, kata dia, kewajiban yang harus dilakukan penggilingan padi juga pengusaha dalam menyediakan beras tanpa harus melanggar ketentuan, misalnya, melakukan penimbunan beras, juga melanggar ketentuan lainnya.
"Penjelasan satgas pangan agar penggilingan padi bisa menyediakan beras tanpa harus melanggar ketentuan," ucapnya menegaskan.
Ia menambahkan produksi beras secara nasional sekitar 90 persen dikuasai swasta, sedangkan bulog hanya sekitar 10 persen.
Dalam melakukan pembelian bulog tetap mengacu Peraturan Menteri Perdagangan untuk gabah kering panen (GKP) Rp3.700/kilogram, gabah kering giling (GKP) Rp4.600 per kilogram dan beras Rp7.300/kilogram.
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari menyatakan produksi tanaman padi di daerahnya pada musim tanam kemarau masih tersedia cukup luas, meskipun pemkab mengeluarkan larangan di sebagian wilayah petani tidak menanam padi untuk menghindari serangan hama wereng.
Ia menyebutkan tanaman padi di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo masih cukup luas mencapai 15.000 hektare pada musim tanam kemarau.
"Produksi tanaman padi pada musim kemarau masih cukup banyak yang akan menambah perolehan pengadaan pangan di bulog," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017