Malang (Antara Jatim) - Seorang dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB), Prof Kurniatun Hairiah, masuk 10 besar peneliti terbaik versi Webometrics yang dirilis pada Maret 2017.
"Kami akan terus berupaya untuk memperbaiki peringkat meskipun tidak hanya berorientasi pada hal tersebut. Kalau kita hanya terpaku pada pemeringkatan, hal lain seperti laboratorium menjadi terlupakan," kata Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang Prof Dr Moch Bisri saat menanggapi hasil pemeringkatan internasional seperti Webometrics dan 4ICU yang diraih salah seorang dosennya, di Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Menurut dia, perbaikan seluruh aspek yang dilakukan secara terus menerus ini untuk memberikan landasan riil pada sebuah pemeringkatan. Sehingga, persepsi orang dari pemeringkatan tidak berbeda jauh dengan realitas sebenarnya. Dampak positif dari pemeringkatan ini adalah dunia internasional menjadi tahu keberadaan UB.
Bisri mengakui kalau keberadaan sebuah perguruan tinggi tidak dikenal, biasanya mereka akan enggan untuk menjalin kerja sama maupun kolaborasi riset. Pemberian beasiswa pun, pengusaha atau lembaga donor akan melihat pada pemeringkatan perguruan tinggi.
"Karena arus global, kami tetap aktif pada setiap pemeringkatan, meskipun tidak perlu terlalu larut," ujarnya.
Menyinggung pemeringkatan riset, Bisri mengatakan pihaknya mewajibkan mahasiswa magister untuk mengikuti konferensi internasional terindex scopus, yakni dua mahasiswa magister untuk satu kegiatan. Selain itu, pihaknya juga mendukung pendanaan dan fasilitas bagi dosen senior maupun junior.
Secara khusus, ia melihat munculnya bibit baru dalam penelitian seperti dari Fakultas Pertanian, FMIPA, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknologi Pertanian. "Potensi ke depan sudah mulai terlihat, apalagi dengan motivasi dari berbagai program, seperti pelaksanaan PHK (Program Hibah Kompetisi) research group, PHK buku, ketahanan jurnal, dan doktor mengabdi," ujarnya.
Pemeringkatan yang diraih Prof Kurniatun itu didasarkan pada jumlah sitasi dan h-index yang ada di google scholar. Dari 602 peneliti yang diranking di seluruh Indonesia, Prof Kurniatun Hairiah menduduki ranking ke-10. Kurniatun yang juga aktif di ICRAF (World Agroforestry Centre) dan CGIAR (Consultative Group on International Agricultural Research) memiliki h-index 33 dan jumlah sitasi 3.422.
Selain Prof Kurniatun, dosen UB lainnya, Dr Akhmad Sabarudin menduduki urutan ke-92 dengan h-index 17 dan jumlah sitasi 898. Sementara itu, Prof Wani Hadi Utomo dengan h-index 16 dan jumlah sitasi 1.389 berada pada urutan ke-102.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Kami akan terus berupaya untuk memperbaiki peringkat meskipun tidak hanya berorientasi pada hal tersebut. Kalau kita hanya terpaku pada pemeringkatan, hal lain seperti laboratorium menjadi terlupakan," kata Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang Prof Dr Moch Bisri saat menanggapi hasil pemeringkatan internasional seperti Webometrics dan 4ICU yang diraih salah seorang dosennya, di Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Menurut dia, perbaikan seluruh aspek yang dilakukan secara terus menerus ini untuk memberikan landasan riil pada sebuah pemeringkatan. Sehingga, persepsi orang dari pemeringkatan tidak berbeda jauh dengan realitas sebenarnya. Dampak positif dari pemeringkatan ini adalah dunia internasional menjadi tahu keberadaan UB.
Bisri mengakui kalau keberadaan sebuah perguruan tinggi tidak dikenal, biasanya mereka akan enggan untuk menjalin kerja sama maupun kolaborasi riset. Pemberian beasiswa pun, pengusaha atau lembaga donor akan melihat pada pemeringkatan perguruan tinggi.
"Karena arus global, kami tetap aktif pada setiap pemeringkatan, meskipun tidak perlu terlalu larut," ujarnya.
Menyinggung pemeringkatan riset, Bisri mengatakan pihaknya mewajibkan mahasiswa magister untuk mengikuti konferensi internasional terindex scopus, yakni dua mahasiswa magister untuk satu kegiatan. Selain itu, pihaknya juga mendukung pendanaan dan fasilitas bagi dosen senior maupun junior.
Secara khusus, ia melihat munculnya bibit baru dalam penelitian seperti dari Fakultas Pertanian, FMIPA, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknologi Pertanian. "Potensi ke depan sudah mulai terlihat, apalagi dengan motivasi dari berbagai program, seperti pelaksanaan PHK (Program Hibah Kompetisi) research group, PHK buku, ketahanan jurnal, dan doktor mengabdi," ujarnya.
Pemeringkatan yang diraih Prof Kurniatun itu didasarkan pada jumlah sitasi dan h-index yang ada di google scholar. Dari 602 peneliti yang diranking di seluruh Indonesia, Prof Kurniatun Hairiah menduduki ranking ke-10. Kurniatun yang juga aktif di ICRAF (World Agroforestry Centre) dan CGIAR (Consultative Group on International Agricultural Research) memiliki h-index 33 dan jumlah sitasi 3.422.
Selain Prof Kurniatun, dosen UB lainnya, Dr Akhmad Sabarudin menduduki urutan ke-92 dengan h-index 17 dan jumlah sitasi 898. Sementara itu, Prof Wani Hadi Utomo dengan h-index 16 dan jumlah sitasi 1.389 berada pada urutan ke-102.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017