Surabaya (Antara Jatim) - Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) Zainal Abidin menciptakan alat pengelola air laut yang dapat menjadi garam dan air tawar dengan tenaga surya yang diberi nama "Pelita".

Zainal Abidin saat ditemui di kampus setempat, Jumat mengatakan, alat pengelola air laut tenaga surya ini diharapkan dapat memberi solusi atas kelangkaan dan mahalnya harga garam di pasaran.
 
"Ide membuat alat ini karena ada teman yang selalu cerita tentang sulitnya mencari air tawar di daerah pantai. Selain itu juga melihat petani garam sering gagal panen karena cuaca tidak menentu. Akhirnya berpikir buat inovasi untuk mengolah air laut menjadi garam walau cuaca tidak menentu," kata mahasiswa angkatan 2013 ini.

Dia menjelaskan, untuk proses pengelolaan air laut menjadi garam dan air tawar dengan alat ini cukup mudah. Alat lebih dahulu harus dipanaskan selama minimal empat jam untuk mendapatkan energi dari matahari melalui solar cell.

"Kemudian setelah mengisi energi yang disimpan di aki dan dirubah menjadi energi tegangan AC menggunakan inverter untuk energi proses destilasi (untuk memisahkan air laut menjadi garam dan air tawar)," ujarnya.

Solar cell ini, kata Zainal akan tetap menghasilkan energi walau dalam keadaan mendung. Hal itu karena ada aki yang berfungsi menyimpan energi dari matahari.

Sementara ditanya berapa skala produksi yang berhasil dihasilkan alat ini, dirinya mengatakan saat ini masih dalam tahap penelitian untuk mengetahui berapa liter daya tampung alat ini dalam mengelola air laut.

Zainal mengemukakan dirinya terbuka kepada siapa saja yang berminat bekerja sama untuk mengembangkan alat ini. "Saya terbuka, sepanjang bisa bermanfaat bagi orang lain kenapa tidak," tuturnya.(*)
Video oleh: Willy Irawan
 

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017